KedaiPena.Com – World Wide Fund for Nature (WWF) bersama HSBC Voulenter Jakarta ikut serta dalam kegiatan Mulung Ciliwung bersama Saung Bambon Reverside di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Sabtu (27/7/2019).
Kegiatan Mulung Ciliwung ini merupakan kegiatan bersih-bersih di sungai Ciliwung yang berada di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Banyak sampah yang berhasil diangkut pada kegiatan Mulung Ciliwung ini.
Volunteer Program Panda Mobile yang ikut bagian dari kegiatan Mulung Ciliwung, Denaya Karenzi berharap agar kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke bantaran sungai.
“Karena jika mengacu data KLHK keadaan Sungai Ciliwung saat ini sudah tercemar dengan berat. Secara kasat mata juga dapat terlihat sampah banyak dan airnya juga tercemar,” ujar Aya sapaannya kepada KedaiPena.Com, Minggu, (28/7/2019).
Aya pun mengapresiasi antusias masyarakat Srengseng Sawah yang ikut bergabung dan bergerak secara bersama-sama pada kegiatan Mulung Ciliwung ini.
“Bagaimana ke depannya tidak ada lagi kegiatan mulung Ciliwung ini karena masyarakat sudah tidak membuang sampah sembarangan,” papar Mahasiswi London School Public Relation (LSPR) ini.
Kegiatan Mulung Ciliwung ini sendiri sudah dilakukan oleh WWF sebanyak empat kali dalam periode 2018 akhir. Kegiatan Mulung Ciliwung ini sudah dilakukan dari bagian Sungai yang berada di Bogor hingga ke Jakarta.
Sementara itu, kelompok Voulenter HSBC Jakarta yang ikut serta dalam kegiatan Mulung Ciliwung berharap agar kegiatan seperti ini dapat berjalan secara continue.
“Semoga yang melakukan melakukan kegiatan ini bisa diberikan umur panjang dan kesehatan agar tetap bisa terus berjalan. Semoga kegiatan ini juga ada regenerasinya,” ujar Dewi Anggraini Perwakilan Volunteer HSBC Jakarta, terpisah.
Dewi sapaannya menambahkan, tanggung jawab untuk menjaga Sungai Ciliwung bukan hanya tugas segelintir pihak saja. Tidak hanya pemerintah, semua bertanggung jawab atas kebersihan sungai Ciliwung.
“Seperti yang babeh (orang tua) kita bilang bumi ini bukan warisan tapi titipan, jadi harus dijaga oleh diri sendiri. Semuanya haurs menjaga bukan pemerintah, bukan hanya sekolah, tapi harus semuanya,” pungkas Dewi.
Laporan: Muhammad Hafidh