KedaiPena.Com – Akademisi dari Podomoro University, Santi Palupi mengatakan, konsep ekowisata dapat dierapkan pada kota-kota yang padat penduduk seperti Tangerang Selatan (Tangsel).
Hal tersebut disampaikan oleh Santi sapaanya saat menanggapi wacana program pengembangan ekowisata yang ingin diterapkan oleh pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tangsel Muhamad- Rahayu Saraswati jika terpilih nanti.
“Bisa diterapkan. Contohnya kota-kota di Hongkong, karena lahannya terbatas, mereka memanfaatkan dinding-dinding rumah, hotel, perkantoran dengan konsep green dan eco,” kata Santi kapada, KedaiPena.Com, Jumat (27/11/2020).
Ia menyampaikan, konsep ekowisata menurut the International Ecotourism Society, ialah melestarikan lingkungan, menopang kesejahteraan masyarakat setempat, melibatkan interpretasi serta pendidikan lingkungan hidup.
“Memadukan tiga komponen penting yaitu konservasi alam, memberdayakan masyarakat lokal, meningkatkan kesadaran lingkungan hidup,” tambah Santi yang konsen pada perkembangan dunia pariwisata Indonesia ini.
Ia menjelaskan, beberapa manfaat dari konsep ekowisata, diantaranya di sisi konservasi, keterkaitan ekowisata dan satwa terancam punah.
“Bahkan harus bersifat positif berarti memberikan insentif ekonomi yang efektif untuk melestarikan, meningkatkan keanekaragaman hayati budaya, melindungi warisan alam serta budaya di planet bumi,” papar Perempuan yang juga menjabat sebagai Kepala LPMI Podomoro University ini.
” Yang kedua pemberdayaan ekonomi. Ecotourism melibatkan masyarakat lokal berarti meningkatkan kapasitas, kesempatan kerja masyarakat lokal. Konsep eko-wisata adalah sebuah metode yang efektif untuk memberdayakan masyarakat lokal di seluruh dunia guna melawan kemiskinan, mencapai pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
“Ketiga pendidikan lingkungan. Melibatkan pendidikan lingkungan berarti kegiatan wisata yang dilakukan harus memperkaya pengalaman, juga kesadaran lingkungan melalui interpretasi. Kegiatan harus mempromosikan pemahaman, penghargaan yang utuh terhadap alam, masyarakat, budaya setempat,” lanjutnya.
Menurutnya, pada konsep ekowisata terdapat beberapa prinsip, diantaranya untuk meminimalkan dampak fisik, sosial, perilaku, psikologis, membangun kesadaran lingkungan, budaya dan rasa hormat.
Ia menegaskan, pelaku wisata juga harus memberikan pengalaman positif bagi wisatawan.
“Menghasilkan keuntungan finansial bagi masyarakat lokal, industri swasta. Memberikan pengalaman interpretatif yang mengesankan bagi pengunjung untuk meningkatkan sensitivitas terhadap iklim politik, lingkungan, sosial tempat tujuan wisata, membangun, mengoperasikan fasilitas atau infrastruktur dengan meminimalkan dampak lingkungan, mengakui hak-hak, keyakinan spiritual komunitas adat dan memberdayakan mereka,” katanya.
Santi Palupi berharap, agar konsep ekowisata tersebut diimplementasikan secara nyata jika nantinya Muhamad-Saraswati terpilih.
“Selama calon pemimpin tersebut komitmen menerapkan maka bisa dikatakan berhasil membangun environment sustainability atau lingkungan berkelanjutan. Jadi jangan hanya lips service saja, jika terpilih masyarakat berhak mengontrol kinerja pelaksanaannya,” ujar Santi Palupi
Ekowisata, kata dia, bukan merupakan hal baru lantaran sudah pernah dilakukan oleh Wali Kota Surabaya, Risma yang berhasil membangun Surabaya.
“Salah satu contoh bu Risma, dapat dikatakan berhasil membangun Surabaya sebagai kota ecotourism. Surabaya menjadi ramah lingkungan, tidak gersang, harus digalakin supaya masyarakatnya juga disiplin dan ikut menerapkan, minimal di rumah dan sekitar rumahnya dulu,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi