KedaiPena.Com – Di debat publik putaran kedua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) nomor urut satu, Muhamad- Rahayu Saraswati menyoroti soal masalah netarlitas ASN dalam pilwalkot Tangsel 2020.
“Bagaimana terkait netralitas ASN, yang selama ini kita rasakan selama ini bagaimana, apakah dalam perjalanan kerja kita ini (dalam pilkada, red)?” ucap Muhamad saat bertanya kepada pasangan Siti Nur Azizah-Ruhamaben dalam debat pilkada Tangsel 2020, yang disiarkan langsung oleh Metro TV, Kamis, (3/12/2020).
Menanggapi hal tersebut, Azizah mengatakan aparatur sipil negara (ASN) sudah memiliki ketentuan yang memang menjadi rujukan, diantaranya UU nomor 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara.
“Kemudian juga PP nomor 11 tahun 2017 tentang manejemen ASN, begitu juga PP nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai ASN. Tentu ini menjadi satu pegangan yang harus dilaksanakan baik oleh kepala pemerintahan atau kepala daerah begitu juga aparatur birokrat yang memang berada dalam satu kesatuan,” ujar Azizah.
Selanjutnya, Azizah meyakini, ada dua model dalam ASN selama ini. Salah satunya ASN yang jujur namun mereka berada di dalam kondisi yang tertekan.
“Sehingga kami meyakini aparatur sipil negara ada dua model, ada yang jujur tetapi kondisinya tertekan dan kami pastikan aparatur sipil negara dalam kondisi seperti itu akan kita dorong, kita akan pastikan mereka akan aman bersama pasangan Aziza-Ruhama,” tambahnya.
Yang kedua, menurutnya yaitu, ASN yang memiliki profesionalitas, baik, kedapannya akan dibukakan ruang seluas mungkin.
“Aparatur sipil negara yang mempunyai profesionalitas yang baik, ini akan kita bukakan ruang seluas-luasnya untuk meningkatkan prifesionlitas mereka. Jadi saya kira ini kembali lagi kepada aturan-aturan yang ada,” katanya.
Sementara itu, Ruhamaben mengatakan keteladanan dari pimpinan ini sangat penting sekali, keteladanan bahwa birokrat itu dihadirkan untuk melayani masyarakat, berbudaya bersih hidupnya.
“Maka birokrat itu bersih dan bersikap melayani dan pimpinan nya yang pertama adalah menjadi pelayanan nomor satu di Tangerang Selatan, maka insyaallah kebawahnya akan dengan mudah bekerja secara profesional dan orientasi selalu publik fokus,” ucap Ruhamaben.
Dari jawaban pasangan calon nomor urut dua tersebut dirasakan kurang tepat, Muhamad menilai, jawaban tersebut hanya normatif dan semua sudah mengetahui bukan jawaban yang diinginkan oleh eks Sekda Tangsel ini.
Selanjutnya, Muhamad mengatakan yang dirinya maksud bagaimana pentingnya netralitas ASN dalam pilkada Kota Tangerang Selatan.
Karena, kata dia, dirinya merasakan ada ketidakadilan.
“Saya merasakan ada ketidakadilan, ketidaknyamanan terhadap ASN, banyaknya mobilisasi kepala dinas kepala Badan camat lurah itu banyak di intervensi untuk bergerak satu pasangan saja. Inikan tidak adil,” ujar Muhamad
Dirinya juga mencontohkan, disaat spanduk dirinya yang dicopot oleh salah satu pihak satuan kepolisian Pamong Praja (Satpol PP) tidak bersama pihak Bawaslu.
“Contohnya, gambar saya sudah di copot seharusnya yang mencopotnya adalah bersama-sama dengan bawaslu tapi bawaslu tidak ada, kok satpol PP bisa mengambil dan saat di tegur kenapa yang itu tidak di copot dan katanya ketinggalan akhirnya baru di copot semua,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi