KedaiPena.Com – Selama ini Industri mobil Indonesia dinikmati oleh negara lain seperti Jepang, Korea, Amerika dan Eropa.
Jumlah kendaraan terpasang adalah 2.2 juta per tahun dengan komposisi 90 persen merk Jepang, 10 persen Amerika, Korea, Jerman dan Perancis.
Demikian dikatakan ahli otomotif Mochtar Niode MSc dalam sebuah diskusi di Jakarta, ditulis Kamis (24/1/2019).
Alumnus ITB ini menambahkan, produksi para pemain industri otomotif itu pada tahun 2017 adalah 1,2 juta per tahun dengan perputaran uang Rp240 triliun.
“Sementara ekspor tahun 2017, 200.000 per tahun senilai Rp40 triliun,” kata Mochtar Niode.
Polemik mobil nasional Esemka Jokowi awalnya sempat menjadi harapan. Namun kemudian diketahui program mobnas tersebut penuh kepura-puraan.
“Ternyata mobnas tersebut buatan Cina dan jadi kontroversi yang merugikan bangsa,” lanjut dia.
Ia kemudian menawarkan solusi membuat mobil rakyat dengan semangat kreativitas dan inovasi yakni membuat mobil listrik.
“Mobil listrik memiliki beberapa keunggulan. Pertama, mengurangi impor BBM. Kedua, mengurangi emisi gas buang. Ketiga, mengangkat martabat bangsa. Keempat, meningkatkan perekonomian bangsa dan menyelamatkan bumi yang sekarat,” sambung dia.
Ia menambahkan, ciri mobil nasional rakyat itu berupa mobil dengan jumlah penumpang 6-7 orang atau mobil keluarga. Jarak tempuh 300 km, dengan kekuatan 110 horse power, kecepatan maksimal 120 km per jam.
Dalam konsep mobil listrik, mobnas memerlukan baterai Li-ion solid state berkekuatan 50 kwh, dengan waktu pengisian baterai L3 DC (10 menit fast charger).
“Produksi 50.000 unit per tahun. Adapun harga di bawah harga Mobil MPV yang ada (low cost family car),” imbuhnya.
Di sini, Mochtar menambahkan, perlu sekali kita menggunakan ide-ide yang baik dari dalam dan luar perusahaan.
“Kerjasama dengan orang-orang ahli dan pintar di dalam dan di luar perusahaan. Kerjasama dengan R&D di dalam dan luar perusahaan,” katanya lagi.
Menurutnya, kita tidak perlu menemukan sesuatu yang pertama untuk mengambil keuntungan. Kita harus mengutamakan membangun model bisnis yang baik dari pada memasuki pasar terlebih dahulu.
“Apabila kita membuat sesuatu yang baik pilih ide dari dalam dan ide dari luar, kita akan menang,” lanjut Mochtar.
Laporan: Muhammad Hafidh