KedaiPena.Com – Memasuki musim hujan, kondisi para pengungsi gempa dan tsunami di Palu yang berjumlah sekitar 220 ribu di 122 titik membutuhkan hunian yang lebih layak. Kondisi siang hari yang lebih panas paska terjadinya gempa dan saat malam hawa dingin dirasakan menusuk, mendorong berbagai pihak untuk membangun hunian sementara (huntara).
Salah satu yang turut berpartisipasi menyumbang untuk korban di Palu adalah PT Miwon Indonesia dan PT Jico Agung (Miwon Group) melalui salah satu lembaga kemanusiaan yang sejak awal bencana sudah terlibat dalam proses cepat tanggap bencana dan recovery di Palu, Dompet Dhuafa.
General Affair Manager PT Miwon Indonesia I Wayan Mariadi menyatakan bantuan kemanusiaan Rp 1 miliar ini merupakan upaya dari perusahaan untuk mengembalikan dan membangkitkan semangat warga Palu.
“Kami bahagia bisa turut berkontribusi dalam penanganan bencana Palu. Harapan kami, semoga dengan terbangunnya rumah sementara ramah gempa dapat meringankan duka yang dialami pengungsi dan dapat meminimalisir risiko datanganya penyakit dan gangguan lainnya,†kata Wayan pada media, Minggu (21/10/2018).
Keberadaan rumah sementara ini memang dianggap penting oleh Dompet Dhuafa. Hal ini dianggap mampu untuk memberikan rasa nyaman dalam proses bertahan hidup dan memulai untuk kembali membangun ekonomi yang sudah hancur saat terjadi gempa dan tsunami.
Hasil perhitungan sementara terhadap kerugian dan kerusakan akibat bencana berdasarkan data per 20/10/2018, mencapai lebih dari 13,82 trilyun rupiah,dengan nilai kerugian mencapai Rp 1,99 trilyun dan kerusakan mencapai Rp 11,83 trilyun.
Dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini meliputi 5 sektor pembangunan yaitu kerugian dan kerusakan di sektor permukiman mencapai Rp 7,95 trilyun, sektor infrastruktur Rp 701,8 milyar, sektor ekonomi produktif Rp 1,66 trilyun, sektor  sosial Rp 3,13 tilyun, dan lintas sektor mencapai Rp 378 milyar.
Dampak kerugian dan kerusakan di sektor permukiman adalah paling besar karena luas dan masifnya dampak bencana. Hampir sepanjang pantai di Teluk Palu bangunan rata tanah dan rusak berat.
Terjangan tsunami dengan ketinggian antara 2,2 hingga 11,3 meter dengan landaan terjauh mencapai hampir 0,5 km telah menghancurkan permukiman di sana.
Begitu juga adanya amblesan dan pengangkatan permukiman di Balaroa. Likuifaksi yang menenggelamkan permukiman di Petobo, Jono Oge dan Sibalaya telah menyebabkan ribuan rumah hilang.
“Rumah merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar dan menjadi salah satu unsur penggerang semangat berkarya dan beraktivitas. Semoga runtara yang akan dibangun ini menjadi permulaan yang baik untuk menata laju perekonomian,†kata Direktur CSR Dompet Dhuafa Social Enterprise Herdiansyah.
Laporan: Ranny Supusepa