KedaiPena.Com- Pemerintah diminta menunda rencana kenaikan BBM jenis Pertalite. Pasalnya, momentum kenaikan harga pertalite dinilai tidak tepat dan hanya menambah beban masyarakat yang baru mau bangkit dari pandemi COVID-19.
Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade merespons usulan pemerintah yang diberangi dengan rencana kenaikan sejumlah harga komoditas.
“Jadi ditunda dulu sampai nanti dilihat masyarakat sudah siap. Jangan sekarang, momen-nya belum pas,” tegas Andre Rosiade, Rabu,(20/4/2022).
Anak buah Ketum Gerindra Prabowo Subianto ini mengungkapkan tiga hal yang menjadi alasan penundaan kenaikan harga pertalite.
Pertama, masyarakat baru pulih dari dampak pandemi COVID-19, kedua masyarakat mau mudik lebaran dan yang terakhir harga bahan-bahan kebutuhan pokok sedang naik.
“Kalau pemerintah menaikkan sekarang (harga pertalite), menjelang mudik, harga (bahan pokok) lagi naik, masyarakat tentu akan semakin susah. Pemerintah kasih nafas dululah kepada rakyat,” ujarnya.
Andre mengakui, bahwa terjadi disparitas harga keekonomian pertalite dengan harga jual saat ini. Harga keekonomian pertalite, berkisar Rp 15.900 per liter sementara harga jual saat ini Rp 7.650 per liter. Dengan kondisi ini, Pertamina memang mengalami kerugian.
“Kan pertamax sudah naik, LPG 12 kilogram sudah naik, kerugian Pertamina mulai (diperbaiki), meskipun masih rugi, intinya lumayanlah, harga pertamax sudah naik, gas LPG 12 kilogram sudah naik,” tutup politikus asal Sumatera Barat ini.
Dikabarkan bahwa harga pertalite akan naik sekitar Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per liter. Dengan kenaikan ini, maka harga pertalite saat ini Rp 7.650 akan naik menjadi Rp 9.500 per liter.
Laporan: Muhammad Hafidh