KedaiPena. Com– Ketua DPP Partai Hanura Hengki Irawan sangat mendukung progam vaksinasi yang menjadi fokus pemerintahan Presiden Jokowi saat ini. Hal tersebut disampaikan oleh Hengki saat merespon adanya nada sumbang dan keraguan dari beberapa pihak terkait dengan vaksin sinovac buatan Cina.
“Presiden Joko Widodo menegaskan siap menjadi penerima Vaksin pertama, maka kita jangan ragu lagi untuk ambil bagian keikutsertaan dalam program vaksin nasional bagian dari program vaksinasi Internasional untuk segera sudahi Pandemik Covid-19. Begitu ada kesempatan divaksin, jangan ragu, langsung vaksin aja,” kata Hengki dalam keterangan, Senin, (21/12/2020).
Hengki mengatakan, hal tersebut lantaran Cina sebagai negara pertama yang mengenali Covid-19. Dengan keseriusan riset dan kepiawaianya, kata Hengki, mereka telah membuat penyakit tersebut lenyap dari Wuhan dan kota lain di China.
Hengki menjelaskan, vaksin Sinovac menjadi yang pertama dibuat di dunia dibanding vaksin lain. Sinovac sudah melalui 3 phase uji coba sebagaimana syarat pengujian sebuah vaksin baru. Dan tidak ada pertentangan berarti dari organisasi keilmuan dunia mengenai vaksin sinovac itu.
“Ini menunjukan China sangat serius dan hati-hati untuk memberantas Covid-19. Negara-negara barat saja malah masih kelabakan sampai sekarang,” tegas Hengki.
Hengki mengatakan, bahwa vaksin sinovac juga telah digunakan di negara-negara lain seperti Uni Emirat Arab, Turki, Brazil hingga Chili.
“The United Emirates Arab dan Bahrain bahkan sudah membeli dan melengkapinya dengan kepastian kandungan halal. Karena Vaksin Sinovac merupakan inactivated vaccine atau vaksin dengan kandungan virus yang telah dilemahkan yang sudah menjadi cara baku pembuatan vaksin selama berabad-abad peradaban dunia kesehagan manusia bumi. Sementara vaksin buatan Pfizer – BioNTech adalah mRNA vaccine. Sesuatu cara yang baru pertama kali digunakan dalam pembuatan vaksin. Mereka agak ragu dengan mRNA vaccine yang masih baru, Efektivitas mRNA vaccine masih perlu ditelaah lebih lanjut menurut para ahli,” tutur Hengki.
Sementara, Hengki mengatakan, kabar China justru memesan Pfizer – BioNTech telah terbantahkan. Hal itu, lanjut Deklarator 98 ini, lantaran vaksin tersebut dipesan oleh Taiwan, Negara yang selalu menentang RRC.
“Kenyataannya, warga Lokal RRC sudah vaksinasi sejak bulan Juli 2020. Tetangga Indonesia, yaitu Singapura, justru membeli dari 3 produsen yang berbeda yaitu Sinovac, Moderna dan Pfizer – BioNTech, agar masyarakatnya punya pilihan,” papar Hengki.
“Jadi baik Sinovac, Moderna maupun Pfizer merupakan vaksin baru, tentu produsen sekelas dunia tidak akan gegabah dalam memproduksi dan memasarkan produknya ke pasar Internasional karena ada ancaman sanksi Internasional dari dunia Biopharmasi yang ketat dan kaku, sehingga perusahaan bisa ditutup atau dikenai pemblokiran,” pungkas Hengki.
Laporan: Muhammad Lutfi