KedaiPena.Com – Minat baca Indonesia sudah lumayan tinggi, hanya tidak merata. Dan di situ letak permasalahannya, jadi bukan pada minat bacanya.
Hal itu dikatakan Ahmad Rosadi, pendiri dari Komunitas Rumah Cerdas Salimah (KRCS) kepada KedaiPena.Com, ditulis Kamis (20/4).
“Saya berani mengatakan seperti itu, karena saya mengalami di masyarakat dan itu sudah sangat tinggi. Tetapi teman-teman atau saudara-saudara kita yang di pelosok, tidak mendapatkan akses terhadap buku-buku bacaan,” kata dia.
Cara terbaik untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia adalah dengan cara memberikan fasilitas umum membaca. Terutama untuk mereka yang berada di pedalaman ataupun di pelosok-pelosok yang tidak mendapatkan akses bacaan yang layak.
Jika itu sudah terpenuhi, sambungnya, minat-minat baca akan meningkat dengan sendirinya. Karena orang Indonesia ini sebenarnya memiliki hasrat keingintahuannya yang sangat tinggi. Tapi fasilitas yang menunjangnya masih rendah.
“Salah satu kunci memajukan bangsa adalah dengan memperbaiki kualitas pendidikan masyarakat. Dan salah satu janji kemerdekaan, yang pernah diucapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Artinya, kita sama-sama punya ‘PR’, bagaimana caranya untuk meningkatkan, memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia,” ujarnya lagi.
Hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu adalah dengan cara meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia.
“Insya Allah, membaca adalah gerbang dunia, dan lebih dari sekedar gerbang, membaca juga sebagai kewajiban, “Iqra’ bismi rabbikallazi khalaq”. Itu kata Allah dalam Al Qur’an, Iqra’, bacalah, itu adalah sebuah perintah,” jelasnya.
Maka, membaca adalah sebuah kebutuhan, sekaligus kewajiban. dengan membaca akan semakin cerdas, akan semakin terbuka wawasannya, lalu kemudian akan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk karya. Dan karya itulah yang akan mengubah peradaban di Indonesia ini.
“Setelah membaca, dia akan bisa menulis, dan menulis adalah puncak peradaan. Ingat, pada jengjang kuliah S1, puncak tugas adalah skripsi dalam bentuk tulisan, S2 juga sama, membuat thesis dalam bentuk tulisan, S3 Doktoral, puncaknya juga membuat tulisan desertasi,” ia menambahkan.
“Maka menulis adalah puncak peradaban, itu dimuali dari membaca. Pesan saya yang terakhir adalah, bahwa membaca itu keren, menulis itu kece,” tandas dia.
Laporan: Anggita Ramadoni