KedaiPena.Com – Gajah yang ada di Pusat Konservasi Gajah (PKG) atau dulu dikenal sebagai Pusat Latihan Gajah (PLG) berjumlah 62 ekor.
Demikian disampaikan Koordinator Pusat Konservasi Gajah (PKG), Devi Krismurniati saat ditemui KedaiPena.Com di sela Jelajah Way Kambas, belum lama ini.
“Data 2010, yang riil di PKG ada 46, dan 16 gajahnya ada di ERU (‘Elephant Response Unit’). Total Ada 62 ekor. Semuanya tersebar di PKG yang terletak di Margahayu, Bungur dan Tegalyoso,” ujar dia.
Untuk gajah liar sendiri, sambungnya, validasi data dalam beberapa tahun terakhir, berjumlah 247 gajah. Data tersebut, didasarkan pada termal mereka dengan luasan tertentu dan perhitungannya menggunakan ‘sampling’.
“Jadi tidak mengambarkan secara keseluruhan jumlah dari gajah liar di Way Kambas tapi hanya sampling dari lokasi taman nasional itu sendiri yaitu 16.900 ha setara dengan 169 km2,” imbuh dia.
Devi pun berkisah soal hambatan dalam pengelolaan PKG Way Kambas. Mulai dari pengelolaan dan kesehatan gajah hingga perspektif wisata.
“Di PKG ini, kita mendapatkan anggaran dana dari pemerintah. Dan kami dari sisi mengelolanya untuk pakan gajah, kesehatan kemudian pengelolaan wisata,” tegas dia.
Dari sisi kesehatan dan pakan, dibutuhkan inovasi-inovasi yang lebih banyak. Dan nantinya mereka bermimpi akan mencapai menjadi swasembada pakan.
“Dengan swasembada pakan, jadi dengan sedikit dari anggaran, kita tetap bisa jalan. Kemudian dari kesehatan pun, kita selama ini masih membutuhkan dari mitra-mitra lain untuk membantu kesehatan kita,” Devi melanjutkan.
Kemudian dari sisi wisata, sarana dan prasarana akan dibenahi. Sektor wisata menjadi penting, apalagi pasca ditetapkannya Way Kambas menjadi ‘ASEAN Heritage’. Di antara yang paling penting untuk dibenahi adalah jalan akses masuk PKG. Sebab, saat ini, akses jalan masuk masih kurang bagus.
“Kami mau wisata PKG Way Kambas maju. Dan kami ingin wisata ini dengan desain kami sendiri. Kami masih menunggu tanda tangan dari bapak direktur (Taman Nasional Way Kambas),” ujar Devi lagi.
“Kita perlu penegasan bahwa ruang usaha itu (wisata) seperti apa dan apa bisa diusahakan (bekerjasama) dengan pihak lain, untuk nantinya membantu pengembangan dari wisata PKG sendiri,” imbuhnya.
“Jadi masih perlu banyak hal untuk mempersiapkan wisata,” tandas dia.
Laporan: Rara Ar Rayyan