KedaiPena.com – Jonatha Sofjan Hidajat menyayangkan penanganan kebakaran di Los Angeles (LA), California, Amerika Serikat, yang menggunakan bahan pemadam berbasis unsur asam. Ia menyatakan, selain proses untuk mendinginkan tanah akan membutuhkan waktu lebih lama, unsur berbasis asam akan merusak ekosistem tanah, yang ujungnya akan menurunkan tingkat kesuburan tanah.
Menurut penemu Pupuk JSH (sesuai inisial namanya Jonatha Sofjan Hidajat), air yang dibuat untuk pemadaman kebakaran di ĹA itu pH-nya sangat asam. Sedangkan karya penemuannya memiliki pH tinggi yakni memiliki basa kuat, rentang pH 12 hingga pH 14.
Seperti diketahui, pada kebakaran yang terjadi di Los Angeles Amerika tersebut berdampak pada 12 ribu bangunan dan menghanguskan sekitar 40 ribu hektar lahan. Dilaporkan pula, ada 27 korban jiwa.
Sofjan yang juga dikenal sebagai Presiden Komisaris Sido Muncul, menyebutkan ada cara untuk memadamkan area yang terbakar tanpa merusak komposisi tanah yang mengalami kebakaran. Bahkan, bahan yang digunakannya ini, bisa membuat lahan yang terbakar itu bisa pulih kesuburannya dalam waktu cepat.
Ia mengungkapkan pengujian sampel tanah dan pupuk yang dibuatnya dilakukan di laboratorium dan berbasis analisis data yang mengacu pada kriteria penilaian sifat fisik dan kimia tanah yang telah ditetapkan.
Salah satu owner Sido Muncul ini menyebutkan Pupuk JSH telah diuji coba dan terbukti tidak terbakar walaupun dibakar.
“Oleh karena itu saya meyakini bahwa pupuk ini bisa membantu mendinginkan tanah yang terbakar, seperti yang terjadi Los Angeles itu,” kata Sofjan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/2/2025).
Selain itu, ia menjamin Pupuk JSH yang telah diproduksi ini tidak akan memberikan dampak negatif pada unsur-unsur hara tanah, flora maupun fauna di area yang telah diberikan, ditebar, dan disebarkan Pupuk JSH tersebut. Karena Pupuk JSH ini memiliki bahan dasar yang memiliki sifat alkali optimal.
Seperti diketahui, alkali ini merupakan bahan yang bersifat basa kuat, reaktif, dan konduktif. Dalam pembuktian pada kertas lakmus, alkali muncul dengan warna biru gelap, yang menunjukkan bahwa alkali memiliki sifat basa kuat pada rentang pH 12 hingga pH 14.
“Kalau kita lihat, Pemerintah Amerika itu menggunakan pupuk kimia berwarna merah untuk memadamkan dan mendinginkan area yang terbakar. Kalau pupuk kimia seperti itu, akan meracuni binatang atau tanah tersebut,” ungkapnya.
Namun berbeda dengan Pupuk JSH, karya ciptaannya ini akan mengembalikan kesuburan tanah. Hal ini dibuktikan dengan percobaan yang dilakukan oleh timnya, menunjukkan tanah yang diberikan Pupuk JSH memiliki tingkat kegemburan tanah yang lebih tinggi dibandingkan tanah yang tidak diberikan Pupuk JSH.
“Pupuk JSH ini bisa ditaburkan, diterbarkan, dan disebarkan secara langsung dalam bentuk bubuk atau dilarutkan ke dalam air. Alkali ini sifatnya gampang larut,” jelasnya.
![](https://assets.kedaipena.com/images/2025/02/IMG-20250201-WA0002.jpg)
Putra kedua dari mendiang generasi kedua Sido Muncul Jahja dan Desy Hidayat ini memaparkan hasil penemuannya tersebut diawali dari keingintahuannya atas pengaruh alkali pada tubuh manusia. Dimana, ia membaca bahwa alkali bisa memberikan dampak positif dan membunuh bakteri di tubuh.
Dari penelitian panjangnya sejak tahun 2016, Sofjan akhirnya bisa menemukan suatu produk yang berbeda dan belum ditemukan orang lain. Jika saat Pandemi Covid-19, Sofjan menemukan obat herbal penguat imun
yang kenal dengan nama Kapsul JSH. Kali ini JSH juga dia temukan untuk kebutuhan pupuk pertanian.
Ia mengungkapkan Kapsul JSH turut menjadi bagian penting dalam proses penyembuhan karyawan Sido Muncul yang terdiagnosis Covid-19.
“Saat itu ada 40 orang lebih positif Covid-19 dan saya berikan Kapsul JSH kepada mereka tanpa mengkonsumsi obat dokter. Sekitar 1-2 minggu, berkat Tuhan, semuanya bisa pulih,” beber Sofjan yang juga Chairman PT Mekar Muncul sebagai distributor tunggal produk Sido Muncul.
Dari testimoni karyawannya yang sempat dikarantina di Rumah Dinas Wali Kota Semarang, dimana suspect Covid ini pulang lebih awal kembali ke keluarganya setelah mengkonsumsi Kapsul JSH, maka permintaan Pemkab/ Pemkot semakin tinggi untuk bisa dikirimkan Kapsul JSH secara cuma-cuma.
“Ini semua karena Berkat Tuhan. Angka suspect Covid-19 di Jawa Tengah menurun drastis dengan mengkonsumsi Kapsul JSH,” ujarnya.
Terkait pupuk yang ditemukannya, Sofjan menyebutkan dalam percobaannya, antara media tanah yang satu dengan lainnya antara tekstur tanah kering akibat dampak pembakaran yang telah ditaburi Pupuk JSH berdampak lebih cepat dingin, gembur, dan banyak didapati cacing tanah dan semut sehingga unsur hara akan mudah menyuburkan tanah.
Ia pun menyatakan bahwa Pupuk JSH sudah pernah membantu petani di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat Mabes TNI AD melalui Kodam Udayana IX/ Udayana mengirimkan bantuan Pupuk JSH, bibit jagung dan padi serta pompa air hidrolik untuk mengatasi masalah air di NTT. Alhasil, petani jagung dan padi Kupang mendapatkan produktivitas hasil yang signifikan sehingga berkorelasi kepada penghasilan mereka.
Sofjan yang sempat studi di Jerman ini menegaskan pupuk yang dibuat dari bahan rempah-rempah untuk jamu dengan proses pembakaran dengan suhu tinggi dengan nama Pupuk JSH ini tak ingin diproduksi untuk kepentingan komersial.
“Saya inginnya, produk ini bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia secara luas, untuk membantu pemulihan lahan yang sudah rusak atau meningkatkan kesuburan tanah akibat kebakaran hutan atau akibat deforestasi kerena eksploitasi lahan untuk kepentingan pertambangan maupun perkebunan kelapa sawit. Tapi saya bersedia memberikan bahan baku dan cara untuk membuatnya, dengan tujuan agar bisa membantu para petani mengembalikan kesuburan tanahnya,” urai Sofjan.
Pupuk JSH ini juga terbukti mampu menyuburkan penanaman beberapa komoditas sayur-sayuran. Seperti tanaman cabe, padi, dan ketimun.
“Tanaman yang diberikan Pupuk JSH ini berhasil membuat tanaman lebih cepat bertumbuh dan berbuah. Pemberian pupuk ini, bisa disesuaikan dengan tanaman atau lahan yang akan digunakan dan tak perlu diibarengi dengan pupuk lainnya,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa