KedaiPena.Com – Ekspedisi ke Pegunungan Jaya Wijaya pernah dilakukan Mahasiswa Pecinta Alam UI (Mapala UI) pada tahun 1972 silam. Beberapa puncak berhasil dicapai, seperti Cartenz Pyramid, Puncak Jaya atau orang setempat menyebutnya Nggapulu, diikuti lagi dengan pendakian ke beberapa puncak lainya.
Dalam persiapan menuju puncak-puncak tersebut, logistik “bama†alias bahan makanan jadi soal yang sangat serius. Semua anggota itu memang tulen kantong nasi alias cuma kenyang perutnya jika di isi nasi matang. Pikir punya pikir, soal bahan pengisi perut ini bikin berat pikiran.
Dilansir dari 40 Tahun Mapala UI, untungnya, pabrik Mantrust mau menyumbang, hingga anak-anak ekspedisi dan tim pendukung di Asrama PGT -17 Jakarta, markas persiapan ekspedisi, harus terbiasa menyantap makanan matang dalam kaleng seperti sayur rawon, sayur lodeh, sambel goreng hati, rendang dan buah kalengan seperti rambutan, salak dan lainya.
Ya, namanya, juga makananan kalengan, tentu rasanya amat standar, gurihnya pun terasa aroma kalengnya. Supermie pun ikut berpartisipasi saat itu dengan memberikan bertumpuk-tumpuk mie instan dengan satu rasa tunggal, yakni rasa kenyang.
Mengingat pada zaman itu belum ada rasa bawang, rasa kari atrau rasa mie Jawa. Pabrik susu Indomilk pun menyumbangkan berkuintal-kuintal susu kaleng manis, supaya badan sehat dan bikin minuman lebih enak dari pada air dingin. Semua makanan awetan itu.
Semua makanan awetan itu, tentunya akan menjadi teman lauknya makanan wajib nasi. Jadi, beras pulen dan wangi merupakan masalah tersendiri karena bobotnya dan teknis kemasannya.
Semua bahan makanan buat tim ekspedisi yang banyak “kantong nasi”-nya ini harus dipersiapkan sendiri. Juga harus dipacking dengan sistem pengemasan amatiran, kalau tidak mau disebut kampungan.
Waktu itu tim logistik mulai berimprovisasi dengan hasil cukup kreatif, misalnya mengapak dalam kantong plastik es mambo untuk kemasan bubuk kopi, gula dan susu serta bubuk sari jeruk manis.
Beras pun dikemas dalam kantong plastik dua kiloan, termasuk memisahkan cokelat batangan silverqueen yang 34 tahun lalu masih menjadi barang mewah.
Ini dilakukan agar tidak tercampur dengan serbuk jahe sekoeteng untuk penghangat kerongkongan dan membuat perut antikembung. Malah ada beberapa botol minuman beralkohol dikemas secara khusus.
Hebatnya semua bahan pengisi perut itu tercatat dalam buku kecil dan buku besar, hingga nantinya memudahkan tim mengecek dan bongkar pasang di lapangan.
Laporan: Muhammad Hafidh