KedaiPena.Com – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku siap menjadi oposisi di rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua. PKS bahkan siap menjadi partai oposisi tunggal.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris FPKS DPR RI Ledia Hanifa Amali saat menanggapi kabar merapatnya Gerindra ke koalisi Presiden Jokowi. Gerindra sendiri merupakan rekan koalisi PKS pada pilpres 2019.
“PKS masih tetap berada di luar pemerintahan sebagaimana amanat musyawarah majelis syuro,” ujar Ledia kepada KedaiPena.Com, Selasa, (8/10/2019).
Ledia menambahkan, keputusan PKS untuk tetap menjadi oposisi dalam periode kedua Jokowi lantaran dalam politik memang harus ada fungsi check and balances.
“PKS memilih untuk menjadi menjalankan fungsi tersebut,” tandas Ledia.
Keputusan untuk menjadi oposisi sendiri, lanjut Ledia, juga ditunjukan oleh Fraksi PKS di DPR yang mempunyai Hari Aspirasi untuk menyampaikan pendapat.
“Dalam posisi apapun, PKS di DPR RI adalah satu-satunya fraksi yang mengkhususkan hari Selasa sebagai Hari Aspirasi. Siapapun dapat menyampaikan aspirasinya dan itu sudah berjalan selama 4 tahun,” tandas Ledia.
PKS Mundur Satu Langkah, Untuk Maju Dua Langkah
Pengamat Komunikasi Politik Silvanus Alvin menilai bahwa ada dampak positif dari keputusan PKS untuk menjadi oposisi tunggal di rezim kedua Presiden Jokowi.
Dampak positif tersebut, kata Alvin, akan dirasakan oleh PKS seperti saat PDIP menjadi oposisi di dua periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Saya rasa parpol yang jadi oposisi nanti akan mendulang hasil pada 2024. Sama seperti PDIP yang pernah 2 periode atau 10 tahun di era SBY jadi oposisi. Setelah SBY turun, PDIP pun mendulang hasil dan keluar sebagai pemenang pemilu dua kali berturut,” ujar Alvin kepada KedaiPena.Com, terpisah.
Alvin menjelaskan, bahwa PKS memiliki potensi ke sana. Meskipun, memang untuk menang pada Pileg 2024 tetap akan sulit.
“Karena pemilih PKS itu tidak terlalu inklusif, tentu berat. Tapi saya yakin itu adalah strategi yang diambil oleh PKS. Ibarat ketapel, PKS takes one step back to move two steps forward,” papar Alvin.
Alvin pun menilai, bahwa peluang PKS untuk menjadi partai oposisi tunggal di rezim pemerintahan Jokowi sangatlah besar.
Terlebih petinggi PKS tidak seperti Gerindra yang sudah melakukan komunikasi dengan Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri.
“PKS saya rasa memang akan sendirian nantinya. Kita bisa bilang 75 persen dia oposisi tunggal karena belum ada pertemuan petinggi PKS dengan Megawati,” tandas Alvin.
Diketahui, kabar Partai Gerindra meminta jatah posisi menteri menjadi sorotan menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019.
Dalam pemberitaan sejumlah media massa, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengungkapkan bahwa partainya meminta tiga posisi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Laporan: Muhammad Hafidh