Ditulis oleh: Steph Subanidja, Guru Besar Perbanas institute
PROGAM makan siang gratis semakin sering diperbincangkan, semakin hangat untuk didiskusikan, dan semakin seru untuk diperdebatkan. Program tersebut diawali, digagas, dan diprakarsai oleh Presiden dan Wakil Presidenterpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dan rencananya akan dilaksanakan pada 2025. Program ini memunculkan berbagai tanggapan tentang manfaat dan mudaratnya. Lebih lanjut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa padatahap awal program ini akan menyasar pada balita dan ibu hamil di beberapa wilayah. Selanjutnya program tersebut akan diperluas kepada siswa-siswi SMP, serta daerah yang masih memiliki angka stunting tinggi (28/2/2024). Pada kesempatan terpisah, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan, program makan siang gratis akan didesain untuk tiga skenario: makan siang untuk anak sekolah, makan siang gratis untuk ibu hamil, dan makan siang gratis untuk balita. Lantas apa manfaat dan mudaratnya makan siang gratis tersebut, dan bagaimana Indonesia dapat mencontoh program serupa yang cocok dari negara maju?
Manfaat dan Mudarat
Sejatinya program makan siang gratis secara umum akan memberi banyak manfaat bagi yang membutuhkan dan dapat membantu mengatasi masalah kelaparan dan kekurangan gizi di antara penduduk yang kurang mampu atau yang terpinggirkan. Pemberian makan siang gratis juga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, mengurangi risiko malnutrisi dan penyakit terkait gizi. Dengan asupan makanan yang cukup, penduduk dapat lebih produktif dalam pekerjaan dan kegiatan sehari-hari, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Program makanan gratis dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi dengan memberikan akses yang lebih merata terhadap sumber daya penting. Khusus untuk anak sekolah, makan siang gratis akan meningkatkan kesehatan anak. Makanan yang disediakan biasanya mengikuti standar gizi yang sehat, membantu memenuhi kebutuhan nutrisi penting bagi perkembangan fisik dan mental anak-anak.
Anak-anak tersebut cenderung akan memiliki konsentrasi yang lebih baik dan kinerja belajar yang lebih optimal karena tubuh mereka mendapatkan energi yang cukup. Program makan siang gratis memastikan bahwa anak-anak dari latar belakang ekonomi yang berbeda memiliki akses yang sama terhadap makanan bergizi. Ini membantu mengurangi kesenjangan sosial dan memberikan peluang yang lebih adil untuk semua anak. Dengan menyediakan makan siang gratis di sekolah, anak-anak akan menerima makanan yang aman dan terjamin kualitasnya.
Dengan memberikan makanan yang sehat dan bergizi di sekolah, anak-anak akan terbiasa dengan pola makan yang baik, membantu mereka menjaga kesehatan mereka di masa depan. Makan siang gratis juga dapat mengurangi beban finansial bagi keluarga yang mungkin mengalami kesulitan ekonomi, memungkinkan mereka untuk mengalokasikan sumber daya mereka untuk kebutuhan lainnya.
Ketika anak-anak merasa kenyang dan energik, mereka cenderung lebih bersemangat dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar di sekolah. Makan siang bersama di sekolah juga bisa menjadi waktu untuk membangun hubungan sosial antara siswa, meningkatkan keterlibatan sosial, dan meningkatkan keterampilan sosial mereka.
Makan siang gratis di sekolah tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi anak-anak, tetapi juga memiliki dampak positif dalam jangka panjang terhadap kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Namun, program makan siang gratis juga dapat memunculkan kemudaratan. Program makanan gratis bisa menciptakan ketergantungan pada bantuan Pemerintah, yang dapat mengurangi motivasi untuk mencari pekerjaan atau meningkatkan kemandirian finansial. Produksi dan distribusi makanan secara gratis dapat menghasilkan limbah dan polusi lingkungan yang berkontribusi pada perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Program makanan gratis juga memerlukan anggaran besar dari Pemerintah, yang dapat mengganggu kestabilan fiskal dan mengarah pada defisit anggaran. Di samping itu, program makanan gratis juga dapat mengganggu pasar makanan lokal dan industri pertanian dengan menekan harga atau membanjiri pasar dengan barang-barang yang dibiayai oleh Pemerintah.
Bagi anak sekolah program ini memiliki banyak manfaat, namun ada juga beberapa potensi mudarat yang perlu diperhatikan. Program makan siang gratis memerlukan biaya yang signifikan bagi pemerintah atau lembaga pendidikan. Ini bisa menjadi beban tambahan bagi anggaran publik, terutama jika tidak dikelola dengan efisien. Anak-anak mungkin menjadi terlalu tergantung pada makanan gratis di sekolah, yang pada gilirannya bisa mengurangi motivasi mereka untuk memasukkan makanan yang sehat dan bergizi di rumah. Ada juga risiko bahwa beberapa anak mungkin memanfaatkan program makan siang gratis tanpa benar-benar membutuhkannya, yang bisa menghabiskan sumber daya yang seharusnya dialokasikan untuk anak-anak yang memang membutuhkan. Jika program tidak dikelola dengan baik atau tidak disusun dengan cermat, ada risiko bahwa manfaatnya tidak maksimal atau bahkan bisa menyebabkan masalah tambahan, seperti pemborosan makanan atau ketimpangan distribusi.
Meskipun tujuan utama dari program makan siang gratis adalah untuk meningkatkan kesehatan anak-anak, ada potensi bahwa makanan yang disediakan tidak sesuai dengan standar gizi yang tepat atau malah meningkatkan risiko obesitas jika tidak dipantau dengan baik.
Program makan siang gratis mungkin cenderung menyediakan makanan dengan kandungan nutrisi tertentu yang lebih tinggi (misalnya, karbohidrat dan lemak) daripada yang lain (misalnya, protein dan serat), yang dapat mengganggu keseimbangan nutrisi dalam pola makan anak-anak. Di samping itu semua, mengelola program makan siang gratis dengan efisien memerlukan koordinasi dan administrasi yang baik. Jika tidak diatur dengan baik, hal ini bisa menjadi rumit dan memakan waktu.
Best Fit dari Negara Maju
Indonesia dapat menyimak tentang program makan siang gratis dari negara maju melalui beberapa langkah. Pertama adalah melalui studi banding atau studi kasus lebih dahulu sebelum diterapkan. Melakukan studi banding atau studi kasus tentang program-program makan siang gratis yang sudah ada di negara maju seperti Scandinavia, Amerika Serikat, Spanyol, Portugal, Perancis atau negara Eropa lainnya dan Singapura. Meneliti bagaimana program tersebut dirancang, diimplementasikan, dan dievaluasi akan memberikan wawasan yang berharga. Kedua adalah Kolaborasi dengan Organisasi Internasional.
Indonesia dapat berkolaborasi dengan organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), atau Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) untuk mendapatkan bantuan teknis dan akses terhadap pengetahuan serta sumber daya yang relevan. Ketiga adalah melalui Pembelajaran Langsung. Mengirim delegasi atau tim studi ke negara-negara maju yang telah berhasil melaksanakan program makan siang gratis. Dengan langsung mengamati sistem dan praktik yang ada, Indonesia dapat mengadopsi dan menyesuaikan model yang sesuai dengan kebutuhan lokal.
Keempat adalah Kemitraan dengan Lembaga Swasta dan LSM. Melibatkan lembaga swasta dan LSM yang telah memiliki pengalaman dalam bidang kesejahteraan sosial dan pemenuhan kebutuhan dasar. Kemitraan semacam ini dapat membantu dalam merancang dan mengimplementasikan program makan siang gratis secara efektif. Kelima adalah melalui Pengembangan Kebijakan. Berdasarkan hasil studi dan pembelajaran, pemerintah Indonesia dapat mengembangkan kebijakan yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan lokal.
Melibatkan pemangku kepentingan seperti masyarakat sipil, akademisi, dan sektor swasta dalam proses pengembangan kebijakan akan memperkuat dukungan dan penerimaan program. Keenam adalah melalui Pengujian dan Evaluasi. Setelah program makan siang gratis diterapkan, penting untuk melakukan pengujian dan evaluasi secara teratur. Melalui proses ini, Indonesia dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan melakukan penyesuaian agar program tersebut dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, Indonesia dapat belajar dan mengadopsi praktik terbaik dan praktik yang cocok dari negara maju untuk meningkatkan akses makanan bagi penduduknya terutama bagi anak sekolah, balita, dan ibu hamil.