Artikel ini ditulis oleh Steph Subanidja, Guru Besar Ilmu Manajemen, Dekan Sekolah Pascasarjana Perbanas Institute.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika cenderung melemah dari waktu ke waktu dan telah mencapai Rp16.117 per dolar AS pada Sabtu (13/4/2024).
Nilai tukar ini mencatatkan pelemahan ke level terendah dalam empat tahun terakhir atau sejak April 2020. Nilai tukar rupiah itu sendiri adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain atau nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain (Adiningsih, 1998).
Itu berarti nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika mengalami penurunan nilainya relatif terhadap dolar AS. Dalam situasi ini, jumlah rupiah yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu dolar AS akan meningkat.
Dari fenomena ini, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Maret 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Upaya BI lainnya adalah stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas dan Surat Berharga Negara (SBN), penguatan strategi operasi moneter termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI), perluasan pendalaman pasar uang dan pasar valas, penguatan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK), dan Penguatan aspek pelindungan konsumen, termasuk melalui QRIS Jelajah Indonesia dan perluasan QRIS antarnegara.
Dari ranah masyarakat, lantas bagaimana sikap dan upaya yang dapat dilakukan masyarakat dalam membantu menstabilkan nilai tukar Rupiah?
Nilai Tukar bagi Ekonomi Rumah Tangga
Melemahnya nilai tukar rupiah bisa berdampak pada ekonomi rumah tangga dalam beberapa cara. Melemahnya rupiah bisa membuat harga barang-barang impor menjadi lebih mahal, terlebih jika barang-barang tersebut merupakan bagian penting dari barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka biaya hidup rumah tangga bisa meningkat.
Apabila biaya hidup meningkat, maka hal ini bisa mengurangi daya beli masyarakat dan menyebabkan kesulitan finansial bagi rumah tangga.
Melemahnya nilai tukar rupiah ini juga dapat menyebabkan terjadinya inflasi karena harga barang-barang impor yang biasa dikonsumsi masyarakat juga naik.
Ini dapat mengakibatkan meningkatnya biaya hidup secara keseluruhan, yang juga akan mempengaruhi ekonomi rumah tangga.
Apabila rumah tangga memiliki utang dalam mata uang asing, seperti dolar AS, melemahnya rupiah akan membuat biaya pembayaran utang tersebut lebih tinggi dalam mata uang lokal.
Ini bisa meningkatkan beban finansial bagi rumah tangga yang memiliki utang tersebut.
Jika rumah tangga memiliki mata uang asing, misalnya dalam bentuk tabungan atau investasi, melemahnya rupiah bisa mengurangi nilai mata uang asing tersebut dalam mata uang lokal.
Hal ini bisa berdampak negatif pada pendapatan rumah tangga jika mereka bergantung pada mata uang asing tersebut.
Apabila melemahnya nilai tukar rupiah mengakibatkan ketidakpastian ekonomi secara keseluruhan, hal ini bisa mempengaruhi keputusan investasi rumah tangga dan rumah tangga mungkin akan lebih berhati-hati dalam menghabiskan uang atau berinvestasi dalam situasi ekonomi yang tidak stabil.
Jadi, melemahnya nilai tukar rupiah dapat berdampak secara signifikan pada ekonomi rumah tangga, terutama bagi mereka yang rentan terhadap fluktuasi harga dan memiliki ketergantungan pada barang-barang impor atau utang dalam mata uang asing.
Sikap Masyarakat
Ketika nilai tukar rupiah melemah, masyarakat dapat mengambil langkah-langkah tertentu untuk mengurangi dampak negatif dan masyarakat dapat mengelola situasi keuangan mereka lebih baik.
Adalah penting untuk membuat anggaran yang baik untuk mengelola keuangan pribadi atau keluarga. Dengan memiliki anggaran yang jelas, masyarakat dapat mengidentifikasi pengeluaran yang tidak penting dan memprioritaskan pengeluaran yang benar-benar dibutuhkan.
Masyarakat bisa mulai menabung secara teratur untuk membangun dana darurat atau mengantisipasi kenaikan harga akibat melemahnya nilai tukar rupiah.
Menabung dapat memberikan perlindungan finansial dalam menghadapi situasi ekonomi yang tidak stabil.
Apabila memungkinkan, masyarakat dapat mencari sumber pendapatan tambahan yang bisa membantu mengimbangi efek negatif dari melemahnya rupiah tersebut.
Ini bisa berupa pekerjaan sampingan, investasi yang menguntungkan, atau peluang bisnis lainnya.
Masyarakat bisa mengevaluasi pengeluaran mereka dan mencari cara untuk mengurangi pengeluaran yang tidak penting atau yang bisa ditunda.
Misalnya, membatasi makan di luar atau mengurangi biaya hiburan yang tidak perlu. Jika masyarakat memiliki utang, adalah penting untuk mengelola utang dengan bijak.
Mungkin perlu untuk memprioritaskan pembayaran utang dengan suku bunga tinggi atau mencari opsi refinansiasi jika memungkinkan.
Diversifikasi investasi dapat membantu mengurangi risiko ketika nilai tukar rupiah melemah.
Masyarakat bisa mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam instrumen keuangan yang beragam, seperti emas, properti, atau investasi dalam mata uang asing.
Mengedukasi diri tentang bagaimana nilai tukar mata uang bekerja dan dampaknya pada keuangan pribadi sangat penting.
Masyarakat bisa mencari informasi dan sumber daya keuangan yang dapat membantu mereka memahami situasi ekonomi dan mengambil keputusan keuangan yang tepat.
Dalam situasi di mana nilai tukar rupiah melemah, kesadaran akan situasi ekonomi dan pengelolaan keuangan yang baik adalah sangat penting untuk melindungi diri dan keluarga dari dampak negatif yang mungkin timbul.
Sikap untuk Membantu Perekonomian
Masyarakat dapat melakukan beberapa hal untuk membantu memperkuat atau menstabilkan nilai tukar mata uang dengan mendukung kebijakan ekonomi yang dirancang untuk memperkuat atau menstabilkan nilai tukar mata uang.
Ini mungkin termasuk dukungan terhadap kebijakan moneter yang menekan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar.
Masyarakat dapat membantu meningkatkan ekspor barang dan jasa untuk mendapatkan lebih banyak mata uang asing.
Ini bisa dilakukan dengan mempromosikan produk-produk lokal ke pasar internasional, meningkatkan kualitas produk, dan mengeksploitasi peluang perdagangan yang ada.
Kemudian masyarakat dapat pula mengurangi impor barang dan jasa yang dapat membantu mengurangi tekanan terhadap nilai tukar mata uang domestik.
Masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada barang-barang impor dengan memilih produk-produk lokal, mendukung industri dalam negeri, atau mencari alternatif lokal untuk barang-barang yang biasanya diimpor.
Di samping itu, masyarakat dapat mendukung mata uang lokal dengan menggunakan mata uang domestik dalam transaksi sehari-hari, daripada bergantung terlalu banyak pada mata uang asing.
Ini dapat membantu menjaga permintaan dan nilai mata uang lokal.
Masyarakat dapat membantu memperkuat nilai tukar dengan meningkatkan investasi dalam negeri.
Investasi ini dapat mencakup pembelian obligasi Pemerintah, obligasi korporasi, obligasi ritel, atau saham perusahaan domestik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan permintaan atas mata uang domestik.
Kestabilan ekonomi domestik merupakan faktor penting dalam memperkuat nilai tukar mata uang.
Masyarakat dapat membantu mempertahankan stabilitas ini dengan mendukung kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk mengendalikan inflasi, menjaga pertumbuhan ekonomi yang sehat, dan menghindari krisis ekonomi.
Peningkatan literasi keuangan di antara masyarakat juga dapat membantu mereka memahami pentingnya stabilitas nilai tukar mata uang dan cara mereka dapat berkontribusi dalam memperkuatnya.
Pendidikan mengenai pasar keuangan, investasi, dan manajemen keuangan dapat membantu masyarakat membuat keputusan yang lebih bijak dalam hal keuangan mereka.
Masyarakat juga dapat memberikan dukungan kepada Pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang mendukung nilai tukar mata uang.
Ini mungkin termasuk kebijakan fiskal dan moneter yang bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar.
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, masyarakat dapat berperan aktif dalam membantu Pemerintah memperkuat nilai tukar mata uang, yang pada gilirannya dapat mendukung stabilitas ekonomi dan kesejahteraan secara keseluruhan.
[***]