KedaiPena.com – Keputusan untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dinyatakan dapat membantu menurunkan tingkat polusi udara. Tapi untuk penyelesaian masalah kualitas udara di wilayah Jabodetabek, dibutuhkan penanganan pada sumber polusinya.
Kapus Meteorologi Publik, BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan, secara umum, pada periode tanggal 26-29 Agustus peluang potensi pertumbuhan awan hujan berada pada kategori sedang, yakni 50 hingga 70 persen.
“Secara potensi masih berpeluang, namun tentunya masih cukup berat untuk menurunkan hujan dengan intensitas signifikan di wilayah Jakarta, sehingga perlu dicarikan langkah alternatif lainnya selain TMC untuk mengatasi polusi udara di Jakarta,” kata Andri, Jumat (25/8/2023).
Ia mengungkapkan dari sisi Meteorologi, hujan akan dapat membersihkan polutan yang ada di atmosfer.
“Namun untuk memperbaiki kualitas udara Jabodetabek, perlu penanganan pada sumber emisi atau polutannya,” ujarnya.
Andri menyatakan jika upaya untuk melakukan TMC periode 26 hingga 29 Agustus tidak berhasil, maka BMKG harus kembali memantau potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Jabodetabek kepada tim pelaksanan TMC di Posko TMC, untuk menentukan kapan langkah TMC kembali bisa dilakukan.
“Operasi TMC akan memiliki tingkat keberhasilan tinggi apabila terdapat potensi awan hujan yang potensial, yaitu di atas 70 persen, untuk dilakukan penyemaian. Dalam hal BMKG akan menginformasikan secara rutin apabila ada potensi pertumbuhan awan hujan,” ujarnya lagi.
Ia menjelaskan langkah TMC ini dilakukan atas dasar keputusan bersama BRIN-BMKG-BNPB-TNI AU, yang didasari beberapa pertimbangan. Diantaranya, adanya kebutuhan urgent atau darurat penanganan bancana seperti karhutla, polusi udara, dan banjir, selain itu juga untuk kebutuhan sektor diantaranya sektor pengairan dan kebutuhan atau event tertentu.
Faktor penentu keberhasilan tergantung dari perencanaan yang matang dan terukur semua sarana dan prasana pendukung. Dari sisi BMKG adalah memastikan adanya awan potensi hujan yang dapat disemai agar hujan dapat terjadi utamanya dalam kegiatan penanganan bencana karhutla, kekerinhan dan penanganan polusi udara yg saat ini menjadi prioritas di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
“TMC ini kolabarasi antar lembaga termasuk TNI, meliputi BRIN-BMKG-BNPB dan TNI AU, dengan pelaksana TMC adalah BRIN sebagai pihak koordinator tim operasi TMC. Peran BMKG saat ini sebagai pendukung informasi dan prediksi potensi awan sebagai target yang disemai dalam operasi TMC, serta dalam melakukan pemantauan atau monitoring kondisi cuaca selama operasi berlangsung melalui radar dan satelit cuaca yang dimiliki BMKG,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa