KedaiPena.Com- Eksponen 98 yang juga akademisi Universitas Negeri Jakarta atau UNJ Ubedilah Badrun menegaskan bahwa saat ini cita-cita reformasi 1998 telah dikhianati rezim saat ini dan dirampok oleh oligarki predator. Hal itu disampaikan Ubed sapaanya dalam Konsolidasi Demokrasi Aktivis 98 atau KDA 98 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur (20/3/2023) malam.
“Bukankah diantara cita-cita reformasi itu korupsi diberantas? Demokrasi ditegakan? Pelanggaran HAM diadili? Hukum tidak boleh tebang pilih? Rakyat sejahtera?Datanya menunjukan bahwa korupsi merajalela, indeks korupsi anjlok dengan skor 34,” tegas Ubed dalam keterangan tertulis, Selasa,(21/3/2023).
Ubed menegaskan, bahwa indeks demokrasi Indonesia saat ini juga masih berada di bawah 70 atau flawd democracy. Hal itu diperburuk dengan indeks Hak Asasi Manusia atau HAM yang rapotnya masih merah di bawah 3,5.
“Pertumbuhan ekonomi stagnan kisaran 5 % dibawah Filipina, Vietnam dan Malaysia. Jumlah Orang miskin dan pengangguran terus bertambah. Rakyat menderita tetapi pejabat kekayaanya bertambah 70,3 %. Para oligark makin berkuasa bahkan ada 0,2 % warga negara menguasai 72 % luas tanah di Indonesia,” papar Ubed.
Dengan kondisi tersebut, Ubed menegaskan, bahwa situasi ini harus diubah baik dengan perbaikan sistem maupun dengan cara lebih mendasar misalnya jalan revolusioner.
“Dengan jalan itu maka bulan Mei 2023 ini di usia 25 tahun reformasi ini bisa menjadi momentum perlawanan rakyat karena rakyat sudah muak dengan korupsi yang merajalela dan muak dengan janji-janji manis politik,” pungkas Ubed.
Sekedar informasi, sekitar seratusan pentolan aktivis 98 hadir dalam pertemuan tersebht, baik dari organasisasi FORKOT, FKSMJ, KB UI, FAMRED, FORBES, Front Jakarta, dan lain-lain.
Laporan: Tim Kedai Pena