KedaiPena.com – Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengajak Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) untuk memfasilitasi UMKM dalam memasuki rantai pasok industri. Ia menyatakan langkah ini untuk mengatasi disconnectivity UMKM dengan rantai pasok industri, yang selama ini menghambat daya saing produk-produk UMKM di pasar global.
“Saat ini, keterikatan UMKM dengan industri besar masih sebatas tanggung jawab sosial. APINDO memiliki peran strategis untuk mengikat UMKM dalam engagement bisnis yang lebih konkret,” kata Maman, Sabtu (1/2/2025).
Dalam pertemuannya dengan APINDO, Menteru Maman menyoroti negara Tiongkok, Korea, Jepang, dan India berhasil membangun ekosistem UMKM mampu bersaing ke pasar global. Salah satu kuncinya adalah keterhubungan erat antara UMKM dengan industri besar.
Sebagai solusi jangka panjang, pihaknya mengusulkan konsep UMKM Holding atau Closed-Loop Inclusive Business System. Yang bertujuan mengkonsolidasikan UMKM agar dapat berproduksi secara massal agar biaya lebih efisien.
![](https://assets.kedaipena.com/images/2024/11/Screenshot_20241112_114130_Chrome.jpg)
Dengan skema ini, UMKM bisa meningkatkan kapasitas produksi dan bersaing dengan produk impor. Khususnya dari Tiongkok yang terkenal dengan harga murah dan penetrasi pasar yang kuat.
“Kita harus bisa menciptakan sistem yang memungkinkan UMKM memproduksi barang secara massal dengan harga kompetitif. Dengan clustering UMKM di bawah UMKM Holding, biaya produksi bisa ditekan, volume produksi meningkat, dan daya saing pun naik,” ujarnya.
Melalui kolaborasi ini, diharapkan APINDO dapat menjadi jembatan antara UMKM dan industri besar, menciptakan sinergi yang saling menguntungkan. Serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Konsep ini harus direplikasi di sektor lain. Meski berat, ini akan menjadi langkah maju bagi UMKM Indonesia agar bisa bersaing dengan produk global,” pungkas Menteri Maman.
Laporan: Ranny Supusepa