KedaiPena.com – Peresmian dua fasilitas ruang terbuka hijau di Indramayu, Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Indramayu yang merupakan replika ekosistem Rawa Gelam untuk wisata edukasi dan Ekoriparian Tjimanoek Lama yang mempercantik Daerah Aliran Sungai Cimanuk, adalah salah satu langkah pemerintah dalam kontribusinya pada pencegahan perubahan iklim.
Menteri KLHK, Siti Nurbaya menyampaikan bahwa, hasil pembangunan Taman Kehati dan Ekoriparian Tjimanoek Lama merupakan langkah-langkah kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dengan dunia usaha atau public private partnership yang bisa menjadi contoh untuk seluruh daerah di Indonesia.
“Kolaborasi public private partnership sudah mulai dibangun sedikit-sedikit, dan kemarin yang telah Bapak Presiden resmikan yaitu pembangunan persemaian berskala besar,” kata Siti, melalui keterangan tertulis, Rabu (14/12/2021).
Saat peresmian, Siti menyampaika rasa terima kasihnya dan apresiasi pada komitmen PT. Polytama Propindo untuk keterlibatannya bersama KLHK dan Pemerintah Kabupaten Indramayu, dalam pembangunan dua fasilitas ruang terbuka hijau di Indramayu.
“Terima kasih atas komitmen yang konkrit, jadi dunia usaha betul-betul harus dirasakan keberadaannya bersama-sama masyarakat. Saya kira ini hal yang sangat penting untuk kita maju bersama-sama ke depan, jadi kalau rakyatnya harus maju, masyarakat harus berdaya ekonomi, masyarakat harus bangun, swasta juga tidak boleh terhambat, jadi semua bersama-sama bergerak untuk kepentingan bangsa ini,” ungkapnya.
Ia menjelaskan Taman Kehati dan Ekoriparian Tjimanoek Lama memiliki fungsi sebagai edukasi dan contoh yang baik dalam upaya pengendalian perubahan iklim dan pencemaran lingkungan di Indonesia.
“Apa yang kita lihat dan saksikan pada hari ini, sejak tadi di Taman Kehati Indramayu dan saat ini di Ekoriparian Tjimanoek merupakan langkah dan bukti nyata pelaksanaan pembangunan hijau atau green development di Indonesia,” ungkapnya.
Selanjutnya, Siti menegaskan bahwa yang terpenting adalah, semua pihak berpartisipasi melakukan praktik secara langsung dan nyata. “Dengan mengedepankan prinsip green development, diharapkan dapat mengendalikan perubahan iklim agar tidak terjadi kenaikan temperatur, mencegah bencana seperti banjir, rob, serta berkurangnya polusi udara karena dapat dinetralisir, sehingga udara menjadi lebih bersih, dan kualitas air menjadi lebih baik,” ungkapnya lagi.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), KLHK, Sigit Reliantoro pada laporannya menerangkan bahwa pembangunan Taman Kehati dan Ekoriparian Tjimanoek Lama merupakan infrastruktur hijau hasil kolaborasi KLHK, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat.
Ia menerangkan bahwa ciri infrastruktur hijau adalah penerapan pengetahuan yang inovatif tentang alam, terinspirasi dan meniru proses alam untuk memecahkan masalah sosial dan lingkungan secara efektif sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Menurut catatan kami, pada tahun 2020 terdapat kontribusi dunia usaha sebesar Rp6,2 triliun untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sebagian besar berupa pembangunan infrastruktur hijau. Tahun ini kontribusinya sedang kita hitung dan akan diumumkan pada program PROPER akhir Desember nanti,” ucapnya.
Sigit mengharapkan agar kontribusi dunia usaha dalam PROPER nanti semakin terarah. “Hal tersebut dikarenakan salah satu kriteria penilaian dalam PROPER adalah bagaimana membangun community development yang didalamnya terintegrasi dengan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta perlindungan keanekaragaman hayati,” pungkasnya.
Laporan : Natasha