KedaiPena.Com – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kelestarian ekosistem laut.
Menurutnya, cara ini dapat dipilih untuk menghilangkan kebiasaan buruk buang sampah sembarangan hingga gerakan restorasi karang dan mangrove digaungkannya sebagai langkah bersama dalam menghadirkan laut yang sehat dan berkelanjutan ekonomi.
“Perayaan yang berdekatan ini menjadi simbol, bahwa laut dan terumbu karang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, serta perlu untuk terus dijaga dan dilestarikan,” ujar Menteri Trenggono dalam peringatan Hari Laut Sedunia dan Hari Segitiga Terumbu Karang di Jakarta, Selasa (8/6/2021).
Kerusakan ekosistem laut sebagian besar ditengarai ulah manusia. Berdasarkan data, ada jutaan ton sampah rumah tangga yang mencemari laut setiap tahunnya, utamanya plastik. Keberadaan sampah-sampah tersebut pada akhirnya mengganggu kelangsungan hidup biota laut di dalamnya.
Selain sampah, kata dia, kerusakan terumbu karang dan mangrove juga menjadi persoalan tersendiri bagi kesehatan laut Indonesia. Sebagai upaya perbaikan, pemerintah melalui kementerian dan lembaga dan instansi pemerintah lainnya menggalakkan sejumah program restorasi.
Untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) misalnya, melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun lalu berhasil merestorasi sekitar 74,3 hektare atau setara 93.685 berbagai jenis struktur terumbu karang yang ditempatkan di beberapa kawasan pesisir Pulau Dewata, yaitu Nusa Dua, Pandawa, Sanur, Serangan dan Buleleng.
Sedangkan untuk mangrove, KKP melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) sepanjang tahun lalu saja telah melakukan penanaman 2.975.129 batang mangrove dengan luas area mencapai 448,18 hektare. Luasan ini melampaui target yang ditetapkan sebesar 200 hektare.
“Kami memiliki komitmen juga terhadap kesehatan laut, untuk melakukan restorasi terhadap wilayah pesisir yang kritis terhadap kerusakan tanaman mangrove. Dan ini sudah kami lakukan, total mangrove di Indonesia luasnya 3,3 juta hektare yang kritis 647 ribu hektare. Kami sudah melakukan restorasi kurang lebih sekitar 3.000 hektare,” ucapnya lagi.
Sementara di tingkat internasional, Pemerintah Indonesia aktif mengikuti forum maupun dialog yang berkaitan dengan kesehatan laut. Misalnya pada 2009, Indonesia menginisiasi untuk menjaga dan memanfaatkan wilayah laut serta terumbu karang di daerah segitiga terumbu karang secara berkelanjutan.
“Laut tidak saja menjadi tanggung jawab Indonesia dan masyarakatnya, tapi laut harus menjadi tanggung jawab bersama. Karena kehidupan manusia adalah sangat bergantung pada laut,” paparnya.
Lebih lanjut Trenggono menjelaskan, bahwa pengelolaan sektor kelautan dan perikanan Indonesia harus mengedepankan prinsip ekonomi biru.
“Dengan demikian, sumber daya alam perikanan dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Laporan: Natasha