KedaiPena.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan PT Pertamina (Persero) memiliki lapangan minyak dan gas (migas) dengan potensi sebesar 12 miliar barel di Venezuela. Hal itu diketahui setelah Arifin melakukan kunjungan ke negara tersebut.
Ia menjelaskan lapangan migas yang berada di Venezuela tersebut merupakan lapangan milik Maurel & Prom yang mayoritas sahamnya telah diakuisisi oleh Pertamina beberapa waktu lalu.
“Pertamina kan mengambil alih sahamnya Maurel & Prom. Maurel & Prom itu punya lapangan di Venezuela dulu diambil bekasnya Shell. Nah itu ada potensi 12 miliar barel. Jangan sampai aset itu tidak termanfaatkan,” kata Arifin ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Sabtu (3/2/2024).
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Perminyakan Venezuela melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) dalam rangka peningkatan kerja sama bilateral di bidang migas serta peningkatan investasi kedua negara.
Penandatanganan tersebut dilakukan Menteri ESDM RI Arifin Tasrif bersama Menteri Perminyakan Venezuela Pedo Rafael Tellechea di Kantor Pusat Petróleos de Venezuela, S.A (PDVSA) di La Campiña.
“Indonesia ingin meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi dengan Venezuela, yang juga dapat meningkatkan Kerja Sama Selatan-Selatan. Energi memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu, kami mencatat bahwa kedua negara dapat berbagi peluang bisnis yang memungkinkan di sektor energi, terutama di bidang minyak dan gas,” kata Arifin di Caracas, Venezuela, dalam keterangan resminya.
Lebih detail, nota kesepahaman yang diteken kedua negara itu mencakup kerja sama bisnis hulu migas antar kedua negara, penerapan peningkatan perolehan minyak tahap lanjut (enhanced oil recovery).
Adapun kerja sama juga akan dilakukan dalam hal pengembangan dan penerapan teknologi serta praktik terbaik untuk mengurangi dampak lingkungan di bidang energi, penyimpanan dan penangkapan karbon dan pengurangan gas suar bakar, serta bidang-bidang usaha yang disepakati oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan/atau swasta dari para pihak tanpa merugikan atau menyesuaikan dengan kontrak, perjanjian, dan lainnya yang ada.
Dengan payung perjanjian antar kedua negara tersebut, PT. Pertamina (Persero), sebagai BUMN milik Indonesia di sektor energi, melalui Pertamina International EP (PIEP) diharapkan bisa menjajaki peluang dalam mengakuisisi blok-blok migas baru Venezuela. Hal itu juga untuk menguatkan eksistensi PIEP yang telah berinvestasi di Venezuela melalui perusahaan Maurel et Prom (M&P).
Selain itu, Menteri Perminyakan Venezuela Pedo Rafael Tellechea, yang juga menjabat sebagai Presiden Petroleos de Venezuela (PDVSA), menggarisbawahi bahwa perjanjian strategis ini akan meningkatkan prospek negara Amerika Selatan ini di pasar Asia.
Seperti diketahui, saat ini Venezuela sedang mendapat pencabutan sanksi dari Amerika Serikat dalam hal perdagangan Minyak selama enam bulan. Oleh karena itu penandatanganan MoU ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan perdagangan Indonesia dan Venezuela.
Laporan: Ranny Supusepa