KedaiPena.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan masih melakukan kajian terkait perpanjangan program gas murah untuk industri alias Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).
Seperti diketahui, kebijakan gas murah atau HGBT sebesar 6 Dollar Amerika per MMBTU yang diberikan kepada tujuh subsektor industri sejak 2020 lalu, berakhir pada 31 Desember 2024 kemarin. Ketujuh subsektor industri yang sebelumnya mendapat HGBT atau gas murah ini adalah pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca dan sarung tangan karet.
“HGBT sekarang, saya baru selesai rapat dan masih kita exercise lagi, karena dari 20 item industri yang dapat HGBT, kami sekarang lagi evaluasi,” kata Bahlil saat ditemui wartawan di Kantor BPH Migas, ditulis Rabu (8/1/2025).
Ia menyebutkan kemungkinannya, akan ada pengurangan jumlah subsektor industri yang berhak mendapatkan program gas murah pada 2025.
Dasar pertimbangannya, lanjutnya, adalah kondisi perusahaan penerima gas murah industri. Apabila efisiensi investasi atau internal rate of return (IRR) subsektor industri sudah bagus, maka pemberian gas murah ini sudah tidak diperlukan lagi.
“HGBT itu kan tujuannya adalah untuk memberikan sebuah nilai bisnis yang masuk. Nah kalau yang sudah masuk, yang IRR-nya sudah bagus, kemungkinan kita dapat pertimbangkan untuk dikeluarkan di dalam checklist HGBT. Tetapi kalau yang masih dibutuhkan, dan kita lihat IRR-nya belum bagus, itu tetap kita pertahankan,” ucapnya.
Walaupun begitu, ia menyebut belum bisa memastikan semuanya saat ini. Harus menunggu hasil evaluasi.
Di luar itu ia juga belum bisa memastikan kapan kebijakan terkait perpanjangan pemberian gas murah untuk industri tersebut akan keluar.
“Ya lebih cepat lebih baik lah ya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan bahwa kebijakan gas murah untuk industri tersebut masih akan berlanjut pada 2025.
“Untuk perluasan industri, ya kita melihat ini dari urgensinya terlebih dulu. Paling tidak kategori industri-nya itu kan sudah jelas. Kita melihat apakah itu ada perluasan, itu kan harus dibahas terlebih dulu. Jadi nanti Menteri Energi, Pak Bahlil, juga akan membawa dalam rapat,” kata Yuliot, di Hotel Intercontinental Jakarta, Jumat (13/12/2024) kemarin.
Dalam kesempatan itu dirinya juga melaporkan penyerapan program gas murah industri ini baru mencapai 87,2 juta MMBTU alias 80 persen dari total alokasi dari pemerintah. Persentase tersebut merupakan realisasi dari Januari sampai dengan November 2024.
“Untuk realisasi volume HGBT sampai dengan triwulan III 2024 untuk sektor industri sebesar 87,2 juta MMBTU atau 80 persen dari total alokasi sebesar 109,5 juta MMBTU,” terangnya.
Laporan: Ranny Supusepa