KedaiPena.com – Peningkatan jumlah utang negara harusnya dibandingkan dengan nilai tambah yang menyertai. Bukan hanya mempermasalahkan besaran utangnya saja.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan utang BUMN karya acapkali mendapat persepsi negatif tanpa melihat nilai tambah yang terjadi. Padahal, BUMN-BUMN karya berhasil menurunkan utang di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menjadi tinggal Rp70 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp120 triliun.
“Kadang-kadang kita selalu melihat BUMN banyak utang,” kata Erick ditulis Jumat (26/5/2023).
Ia menilai informasi sepihak ini kerap dijadikan dasar bagi sejumlah pihak untuk mendiskreditkan upaya pemerintah. Tanpa mempertimbangkan bahwa BUMN karya punya tanggung jawab besar dalam meningkatkan aksesibilitas infrastruktur seperti jalan dan juga guna menekan tingginya biaya logistik.
“Jangan konteksnya sekarang nakut-nakutin rakyat, padahal sebenarnya mereka belum tentu pada bisa kerja. Utang yang berjalan lancar itu utang baik. Di kehidupan kita juga ada UMKM yang berutang, tetapi utang lancar, itu harus kita lindungi,” urainya.
Erick mencontohkan arus mudik-balik lebaran berjalan lancar lantaran kondisi infrastruktur yang baik. Bahkan, kuota BBM yang dipersiapkan Pertamina tidak seluruhnya terpakai. Peningkatan infrastruktur jalan juga berdampak besar bagi sektor lain seperti pangan dan energi.
“Kalau jalannya tidak bagus, ongkos logistik akan mahal. Dari lumbung distribusi ke lumbung pasar dilewati kendaraan berat akhirnya rusak. Pemerintah sudah siapkan Rp32 triliun untuk ini,” urainya lagi.
Ia mengatakan, pembangunan infrastruktur harus dilihat secara jangka panjang dan disertai nilai tambah yang mengiringi. Seperti, kemudahan akses masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi baru.
“Ini yang kadang-kadang kita tidak menyadari, persepsinya hanya utang dan utang saja. Contoh, orang ribut-ribut utang BUMN, itu utang lancar. Valuasi BUMN berapa ribu triliun sekarang? Tingkat rasio utang Indonesia dibanding negara lain, jauh. Kita punya disiplin anggaran tiga persen dan surplus perdagangan kita Rp 54 miliar,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa