KedaiPena.Com – Menteri BUMN Rini Soemarno meminta agar keberadaan tambang Freeport harus bisa meningkatkan kemampuan masyarakat-masyarakat di Papua Barat, khususnya wilayah Mimika. Sebab, 94% pendapatan asli di wilayah Mimika berasal dari tambang emas tersebut.
“Pengelolaan tambang ini mampu meningkatkan dan mampu mendorong ekonomi nasional, khususnya Provinsi Papua Barat. Ini tanggung jawab bersama Freeport dan Inalum. Jadi kita sudah harus meningkatkan program-program untuk masyarakat. Sehingga masyarakat Mimika dan sekitar tambang bisa menjadi mandiri jika sudah tidak ada Freeport lagi,” ujar Rini, Minggu, (28/7/2019).
Menteri Rini menyatakan, pemberdayaan masyarakat di wilayah pertambangan menjadi tugas berat bersama antara pemerintah dan perusahaan. Menurutnya, banyak daerah-daerah yang justru tidak berkembang setelah tambang tidak lagi beroperasi.
Untuk itu, Rini meminta Freeport dan Inalum meminta pembangunan pabrik pengolahan atau smelter di dekat lokasi pertambangan. Sehingga, ekonomi masyarakat yang berada di dekat lokasi tambang bisa meningkat.
“Ini merupakan program Pak Presiden, bagaimana masyarakat di desa dan dekat lokasi tambang itu bisa mendapatkan benefit sebesar-besarnya dari pertumbuhan ekonomi,” tegas Rini.
Menurut Rini, tambang emas Freeport ini merupakan salah satu aset terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia. Aset yang dimiliki Indonesia bukan hanya dilihat dari keuntungan dan nilai material. Tetapi juga, dilihat dari cara BUMN atau Negara mengelola tambang emas Freeport ini.
Untuk itu, para pekerja Indonesia harus bisa menguasai ilmu-ilmu dalam pengelolaan tambang emas secara modern.
“Sehingga ke depan kita harapkan kalau nanti kita harus membuka tambang-tambang yang baru, yang punya kesulitan seperti Grasberg ini, kita sudah dapat melakukannya sendiri,” tegasnya.
Menteri Rini meyakini industri tambang memiliki efek ekonomi yang tinggi untuk Negara dan daerah sekitar. Namun, industri tambang ini tak membutuhkan kemampuan yang tinggi seperti teknologi digital.
Dia berharap Freeport dan Inalum dapat bersinergi dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia, khususnya Papua Barat melalui program-programnya.
“Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang berada di lokasi terjauh, terpencil dan dalam keadaan ekonomi yang paling rendah,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi