KedaiPena.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan kekhawatirannya soal stok beras di dalam negeri. Ia menyebutkan sejak bulan Juni-Oktober 2023 lalu, stok sudah tidak tercukupi. Menurutnya, salah satu penyebab kondisi ini adalah luas tanam padi yang semakin berkurang.
“Kekhawatiran kami selanjutnya adalah produksi padi Juni-Oktober dikarenakan luas tanam pada pada Februari 2024 lebih rendah dari Februari 2019-2023,” kata Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (13/3/24).
Luas tanam padi periode 2015-2019 rata-rata sebesar 7,44 juta hektare (ha), namun pada Oktober 2023-Februari 2024 menjadi 5,49 juta ha. Artinya, lahan tanam padi menghilang 1,95 juta ha atau menyusut lebih dari 26 persen.
“Penurunan luas tanam ini tentu sangat berpengaruh luas panen yang berdampak pada penurunan produksi padi yang dihasilkan,” ujarnya.
Upaya memperluas lahan tanam dilakukan dengan program pompanisasi air sungai di 11 provinsi untuk lahan sawah. Targetnya sebanyak 500 ribu ha di Pulau Jawa dan 500 ribu ha di luar pulau Jawa.
Berkurangnya luas tanam padi menyebabkan kenaikan harga beras melambung tinggi. Hal itu terlihat sejak akhir tahun lalu hingga pertengahan Maret ini.
“Harga beras naik kurang lebih 56 persen akibat dampak El Nino sehingga kami menganggap kondisi ini darurat pangan yang harus segera dicarikan solusi,” sebutnya.
Faktor lainnya yang menyebabkan produksi padi turun adalah berkurangnya volume subsidi pupuk dari sebelumnya 9,55 juta ton menjadi hanya 4,7 juta ton di 2024.
“Alokasi pupuk bersubsidi 5 tahun terakhir menurun dibandingkan 2014-2018 yang mencapai 9,55 juta ton, bahkan di 2024 alokasinya hanya 4,7 juta ton atau turun 50 persen,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa