KedaiPena.Com – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M Nasir menegaskan, soal penunjukkan dan pengangkatan Rektor Universitas Trisakti kewenangannya ada di pihak Yayasan. Dirinya pun meminta, konflik antara Yayasan Trisakti dengan Thoby Mutis, selaku Rektor yang menjabat saat ini harus segera usai.
“Kepastian hukumnya kan sudah pasti di Yayasan, bukan di Rektor. Rektor itu kan harus diangkat oleh yayasan. Oleh karena itu, yang lama harus bersatu sekarang. Tidak boleh lagi bercerai-berai, karena ini kekuatan besar untuk memajukan Universitas Trisakti,” ujarnya saat menghadiri pelantikan Eddy Suandi Hamid menjadi Rektor Trisakti Periode 2016 – 2021 di Jakarta, Selasa (28/6).
Dirinya pun meminta agar konflik tersebut tidak merembet sampai tataran mahasiswa. “Konflik yang ada ini agar jangan dibawa ke mahasiswa. Ini namanya memobilisasi massa, itu tidak boleh,” ujarnya. Baginya, konflik tersebut sama sekali tidak ada hubunganya dengan mahasiswa.
Dirinya khawatir jika mahasiswa ikut dilibatkan terhadap konflik tersebut, maka kegiatan belajar mereka akan terganggu. “Mahasiswa harus belajar, jangan dikerahkan untuk kepentingan para pemilik atau para pengelola. Mahasiswa adalah tugasnya belajar, Pengelola tugasnya bagaimana memajukan lembaga,” tukasnya.
M Nasir berharap, tidak ada konflik serupa pasca dilantiknya Eddy suandi Hamid. “Nanti harapan saya harus damai, mahasiswa kembali ke kampus belajar, siapapun pengelolanya, yang penting mahasiswa mendapatkan layanan pendidikan yang baik,” pungkasnya.
Dengan begitu, lanjut M Nasir, konflik yang telah berlarut-larut itu kini tidak boleh berlanjut. Hal itu didasarkan kepada penciptaan sebuah lembaga pendidikan yang mencetak generasi bangsa yang berkualitas. “Yayasan sudah mengajukan Rektor. Oke dilantik, kalau dilantik saya akan datang. Tujuanya apa, saya ingin menunjukan kepada publik hari ini perguruan tinggi ke depan makin baik,” ucapnya.
“Tidak ada misi apapun kehadiran pemerintah dalam pelantikan ini. Kami berharap agar semua kembali bersatu demi masa depan anak bangsa. Semua masalah harus diselesaikan untuk mengatasi konflik ini,” tambah M Natsir.
Sementara itu, ditempat yang sama Rektor Universitas Trisakti yang baru saja dilantik Eddy Suandi Hamid mengatakan, dirinya akan memperbaiki segala bidang yang ada di universitas sesuai dengan regulasi pemerintah dan perguruan tinggi. “Intinya kami ingin mengembalikan posisi universitas Trisakti menjadi perguruan terkemuka di tanah air. Mengelola Univeristas Trisakti menjadi ‘good university governance’. Saya kira jika dilaksanakan semua pihak bisa membantu pengurus dalam menjalankan amanat tersebut,” ujarnya.
Seperti diketahui, konflik yang berlarut itu bermula pada pemilihan Rektor pada 2002 lalu, dimana Rektor saat itu, Thoby Mutis, menolak untuk mengikuti statuta Universitas yang mengharuskan adanya 3 calon. Saat itu, Thoby bersikukuh untuk menjadi calon tunggal.
Keinginan Thoby tersebut kemudian ditolak oleh Yayasan Trisakti. Penolakan tersebut kemudian berujung dengan pengusiran oleh Thoby Mutis terhadap pengurus Yayasan Trisakti. Dimana diketahui hingga saat ini Thoby telah menjabat sebagai Rektor selama 18 tahun. Padahal menurut peraturan yang berlaku, seorang Rektor hanya boleh menjabat dua kali empat tahun, yakni dengan total delapan tahun.
Pada akhirnya, melalu jalur hukum Yayasan Trisakti mendapat ketetapan dari Mahkamah Agung (MA) sebagai pendiri dan pengelola yang sah atas Universitas Trisakti. “Karena ini perguruan tinggi swasta, yang punya kewenangan itu adalah yayasan, jadi yayasan yang memiliki kepentingan terhadap keberadaan perguruan tinggi itu,” pungkas M Nasir.
(Prw)