KedaiPena.Com –Â Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di tahun 2016 melalui Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, memiliki Program Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara.
Program tersebut dalam bentuk proyek publikasi ‘branding’ pariwisata Indonesia melalui media ruang internasional di berbagai negara. Untuk tahun 2016 misalnya proyek tersebut dilaksanakan di 14 negara dan satu kawasan, Timur Tengah.
Untuk proyek publikasi ‘branding’ pariwisata ini, selama tahun 2016, anggaran yang dihabiskan sebesar Rp.162.420.770.000.
Hal tersebut direspon negatif oleh Koordinator Investigasi Center for Budget Analysis, Jajang Nurjaman. Menurutnya, angka tersebut sangatlah fantastis mengingat hanya untuk promosi atau iklan.
“Uang negara ratusan miliar yang dikeluarkan Kementerian Pariwisata tersebut tidak berbanding lurus dengan jumlah wisatawan asing yang datang,” papar Jajang kepada KedaiPena.Com, Senin (5/6).
“Karena tercatat di tahun 2016 jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia hanya mencapai 11,5 juta orang, kalah jauh jika dibandingkan Thailand yang mencapai 29,8 juta orang,” kata Jajang lagi.
Akan tetapi, lanjut Jajang, hal tersebut tidak dihiraukan oleh Kemenpar, karena mereka masih saja ngotot melanjutkan proyek publikasi tersebut.
“Tahun 2017 ini proyek tersebut akan dilanjutkan di 14 negara. Adapun anggaran yang akan dihabiskan untuk proyek ambisius tersebut sebesar Rp61 miliar lebih,” ungkap dia.
Dan total uang negara yang dihabiskan untuk proyek publikasi itu, selama 2016 dan 2017 mencapai Rp223,5 miliar lebih.
“Setidaknya Arief Yahya bisa berbangga diri, walaupun gagal memenuhi target pengunjung wisatawan asing ke Indonesia, menteri tersebut berhasil mengirim uang negara ratusan miliar ke luar negeri demi menjalankan proyek ambisiusnya,” tandas Jajang.
Laporan: Muhammad Hafidh