KedaiPena.Com – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB), Yuddy Chrisnandi, berkunjung ke Graha BNPB, Jakarta, pada Selasa (15/3).
Kedatangan Menpan untuk bekerjasama dalam penguatan kapasitas aparatur sipil dan kelembagaan pemerintah terkait penanggulangan bencana.Â
Menpan diterima langsung oleh Kepala BNPB, Willem Rampangilei, dan pejabat BNPB.
Menteri Yuddy sempat mengunjungi Diorama Bencana dan Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) di lantai 11 dan 12 Graha BNPB.Â
Diorama Bencana berisi tentang berbagai peragaan dan multimedia interaktif bencana, seperti erupsi gunungapi, tsunami, gempabumi, banjir, longsor, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, ilmu kebumian, dan lainnya.Â
Kepala BNPB, Willem Rampangilei, menjelaskan, fasilitas pusat peragaan bencana di Kantor BNPB memberikan edukasi kepada siswa dan masyarakat bagaimana bencana terjadi dan apa yang harus dilakukan.Â
Indonesia rawan bencana. Tapi fasilitas pengetahuan dan edukasi bencana sangat minim sehingga anak-anak sulit membayangkan bagaimana bisa terjadi bencana di suatu daerah. Di Pusdalops PB tersedia sistem informasi yang dapat memantau ‘realtime’ kondisi bencana dan pantauan bencana.Â
“Semua bekerja 24 jam selama 7 hari seminggu. Banyak anak-anak sekolah, mahasiswa dan masyarakat yang berkunjung ke Diorama Bencana BNPB. Besok pada Kamis (17/3/2016) ada 150 anak-anak SD dari Bogor berkunjung kesini. Pada 4 April nanti sebanyak 400 siswa SMA Taruna Nusantara Magelang juga akan berkunjung kesini. Semua belajar tentang penanggulangan bencana,” kata Willem.‎
Menpan sangat antusias mendengarkan penjelasan dan mencoba multimedia bencana. Menpan mengatakan, fasilitas edukasi bencana yang sudah dimiliki BNBP merupakan salah satu konsep kreativitas pelayanan publik untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya para pelajar kita agar mereka memiliki kepedulian bencana atau disaster awareness.Â
“Dan itu sangat penting karena mereka dapat berpartisipasi dengan pemerintah dalam menangani bencana,” tegas dia.
‎
Keberhasilan BNPB ini bukan karena profesionalismenya semata. Tetapi sejauh mana dia dapat melibatkan masyarakat dalam awareness yang sama saat terjadi bencana. Semua orang-orang bahu membahu di bawah koordinasi BNPB. Itu sudah sangat positif.Â
“Konsep Nawacita yang pertama ialah negara hadir memastikan keselamatan dan kepentingan umum dan salah satunya keberadaaan lembaga BNPB ini, yang bekerja tanpa harus menunggu bencana itu datang. Lembaga ini 24 jam bersiap siaga mengantisipasi bencana yang ada. Kapanpun rakyat membutuhkan negara hadir untuk membantu mereka,” kata Yuddy.Â
“Konsepnya adalah konsep preventif, aktif dan antisipatif. Bukan hanya tindakan dan langkah-langkah represif saat terjadi bencana. Saat tidak ada bencana dia melakukan edukasi dan melakukan persiapan-persiapan. Apalagi saat terjadi bencana dia sudah melakukan antisipasi-antisipasi yang jauh-jauh hari dilakukan,†begitu penjelasan Yuddy Chrisnandi.
MenPANRB juga sangat mengapresiasi kerja BNPB. Koordinasi antara BNPB dan BPBD sudah baik. Masyarakat merasakan betul kehadiran BNPB dan BPBD sangat membantu. Kapan pun dan dimana pun terjadi bencana lembaga ini hadir di tengah rakyat.Â
“Karena tugas organisasi ini adalah simultan, berkesinambungan dan terkoordinasi. Konsep edukasi bencana di BNPB sudah sangat memadai. Kedepannya yang perlu dikaji lebih lanjut adalah bagaimana mengintegrasikan potensi-potensi yang dimiliki oleh lembaga BNPB dengan lembaga lain yang memiliki karakteristik yang sama seperti Basarnas,” tambah dia.‎
‎
Dalam kunjungan tersebut Menpan juga melihat langsung bagaimana penanganan relokasi erupsi Gunung Sinabung. Video kondisi relokasi di Siosar dari drone/UAV memberikan gambaran yang komprehensif apa yang sudah dan akan dibangun pemerintah. Beberapa informasi yang ada dalam InAWARE, DIBI dan pantauan hotspot kebakaran hutan dan lahan dan lainnya dijelaskan di Pusdalops PB.
(Prw)‎