KedaiPena.Com – Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara mengatakan hegemoni konglomerat dalam mengkapitalisasi kekayaan SDA dan agraria (tanah) di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.
Bahkan, Marwan menjelaskan, kapitalisasi SDA tersebut sudah mengakar sampai ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan mulai adanya rencana pemerintah untuk menswastanisasi ke pihak swasta atau asing. Padahal, BUMN merupakan salah satu solusi untuk menekan ketimpangan ekonomi di masyarakat.
“Dominasi konglomerat yang merambah ke aspek mana saja makin meningkat. Dengan dominasi (tanah dan SDA) di kalangan yang sedikit itu, maka kesejahteraan masyarakat atau menghilangkan ketimpangan maka akan sulit tercapai,” katanya saat berdiskusi di Jakarta, Rabu (22/11).
“Salah satu cara itu maka (melawan atau membendungnya harus) melalui dominasi BUMN, supaya ketimpangan bisa ditekan,” sambung Marwan dalam diskusi yang digelar oleh Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria) ini.
Menurut dia jika sampai direksi dan komisaris BUMN-nya lemah, maka konglomerat hitam itu akan merangsek masuk dan menguasai ekonomi nasional. Akibatnya ketimpangan ekonomi dan ketimpangan kesejahteraan di masyarakat semakin meningkat.
“Dalam pengelolaan (kepentingan hajat hidup orang banyak) itu harus BUMN. Jadi jika BUMN semakin dominan maka itu harus kita pertahankan. Jangan sampai seperti kemarin, KADIN ngomong BUMN itu terlalu dominan,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa BUMN memiliki dasar hukum guna menguasai dan mengelola aset-aset startegis hajat hidup orang banyak.
“Jadi fungsi BUMN yang diatur oleh pasal 33 UUD 45 itu cukup strategis dan perlu dipertahankan. Jadi (agar nantinya) negara tetap bisa mengontrol dan menguasai aspek hajat hidup masyarakat banyak,” tegasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh