BARU-BARU ini beredar isu PDAM Bantaeng mau menaikkan harga tarif air dengan dasar mahalnya biaya produksi yang katanya berdampak pada keuangan.
PDAM Bantaeng bukannya menyelesaikan persoalan yang sampai hari ini belum kelar di beberapa daerah, misal Jalan Hambali, Jalan Mangga, malah mau menaikkan tarif.
Air-air di daerah tersebut, pada waktu-waktu tertentu saja airnya mengalir, dan tidak menutup kemungkinan banyak daerah merasakan hal yang sama.
Ini adalah bukti bahwa ada masalah di lingkup PDAM Bantaeng dalam hal teknis. Dirut PDAM Bantaeng harus berfikir dan bertindak lebih rasional dalam merencanakan sebuah kebijakan ke depan.
Maksud saya adalah jika pendistribusian air ke rumah rumah warga sudah seperti seharusnya, barulah kita berbicara persoalan kenaikan harga tarif air.
Rencana yang ingin ditempuh oleh PDAM Bantaeng sangat lucu rasanya. Apalagi masalah di lingkup PDAM Bantaeng begitu komplek. Belum lagi gaji para pegawai selama bulan lalu belum terbayarkan. Dan jika bulan ini berakhir maka terhitung dua bulan gaji pokok pegawai belum dibayarkan.
Ditambah dengan gaji 13 pegawai dari tahun lalu juga belum terbayarkan. Jika bulan ini tidak terbayar, maka terhitung dua tahun gaji 13 tak dibayarkan. Ini akan berdampak kepada aktivitas dan kinerja para pegawai.
Ataukah rencana dirut pdam bantaeng ingin menaikkan tarif air hanyalah kedok belaka untuk menutupi masalah internal yang mulai akut.
Oleh Zulfahri Sultan, Aktivis Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (Komando) Sulsel, Kader Sapma Pemuda Pancasila Sulsel