KedaiPena.Com – Menko Polhukam Luhut Binjar Panjaitan menegaskan, terjadinya aksi pemalakan terhadap wisatawan tidak boleh lagi terjadi.
Demikian dikatakan Luhut saat menutup Kompetisi Paduan Suara Internasional The 1st North Sumatra International Choir Competition (NSICC) di Open Stage Parapat, Simalungun, Sabtu (24/07) malam.
“Saya masih mendengar ada wisatawan mancanegara yang di palak dengan dikenakan ongkos yang tidak sesuai tarif. Ini tidak boleh terjadi lagi. Mari kita kedepankan pelayanan dan kenyamanan,†tegas Luhut.
Kesempatan itu Luhut menambahkan, dirinya juga mengharapkan adanya ketegasan untuk menertibkan perusahan di kawasan Danau di Toba yang dapat merusak lingkungan dan kualitas air Danau Toba.
“Keramba ikan tidak boleh ada lagi di Danau Toba. Karena itu bisa merusak kualitas air. Begitu juga Toba Pulp jangan sampai merusak lingkungan di sekitar Danau Toba. Karena itu, masyarakat juga kita harapkan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan Danau Toba,†tegasnya.
Diberitakan beberapa waktu lalu, Pungutan liar (Pungli) terjadi di pintu masuk Danau Toba melalui Parapat, Simalungun, Sumatera Utara. Parahnya, pungutan liar tersebut dipatok dengan tarif tinggi hingga mencapai Rp120 ribu per kendaraan untuk jenis bus. Sementara itu, untuk ukuran bus tiga perempat dikenakan Rp50ribu, mobil ukuran L300 dikenakan Rp30 ribu, truk Rp100 ribu, dan motor Rp10 ribu.
‎Padahal, retribusi resmi yang diterapkan pemerintah hanya sebesar Rp10 ribu untuk bus dan Rp2.500 biaya masuk perorang.
‎Menanggapi hal tersebut, Bupati Simalungun JR Saragih dengan tegas menyebut bahwa tarif tinggi itu tidak dibenarkan. Ia pun meminta maaf kepada masyarakat yang terganggu dengan penerapan tarif liar itu.
“Saya minta maaf kepada masyarakat yang ke Danau Toba. Ini tidak dibenarkan,†ujarnya dalam wawancara di salah satu TV nasional swasta sesaat lalu, Selasa (12/7) lalu.
(Dom)