KedaiPena.Com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan tinjauan lapangan untuk memastikan kesiapan pembangunan RS Darurat Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
Langkah ini dipilih oleh pemerintah pasca lonjakan kasus Covid-19 yang menyebabkan peningkatan okupansi tempat tidur layanan rawat Covid-19 di berbagai provinsi di pulau Jawa dan Bali,
PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) menggandeng UPT Asrama Haji Embarkasi Jakarta memanfaatkan Asrama Haji Untuk digunakan sebagai RS Khusus Covid-19. Dukungan sepenuhnya dari Kemenko Marves, Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, Kementerian PUPR dan PT Pertamina (Persero) membangun RS khusus Covid-19 yang pengelolaannya akan berada di bawah manajemen RS Pertamina Jaya (RSPJ) yang diberi nama RSPJ Ekstensi Covid-19.
“Ada 150 tempat tidur perawatan intensif yang sudah siap. Ini akan digunakan untuk melayani pasien dengan gejala berat atau bahkan dalam kondisi kritis. Ini siap untuk dioperasikan dalam 2-3 hari ke depan. Yang lebih bagus lagi, banyak peralatannya yang buatan dalam negeri. Saya pikir bagus itu,” ujar Menko Luhut dalam keterangan tertulis, Senin, (12/7/2021).
Menempati gedung Arofah, RSPJ Ekstensi Covid-19 memiliki fasilitas pelayanan ruang IGD dengan 24 bed ICU dan 6 bed non ICU. Ruang rawat isolasi berada di lantai II, III dan IV dengan sejumlah 16 bed HCU dan 104 bed iCU sehingga total kapasitas RS 150 bed isolasi Covid-19.
RSPJ Ekstensi Covid-19 dilengkapi dengan 74 unit mesin ventilator, 50 unit High Flow Nasal Canul (HFNC) dan 124 alat bantu pernafasan. Berbagai fasilitas medis yang sangat penting juga disiapkan di RS ini seperti oksigen sentral, negative pressure dengan hepafilter, radiologi x-ray dan Laboratorium Klinik.
“Rumah sakit ini akan mendukung program Kemenkes dalam membangun penambahan tempat tidur khusus Covid-19 dan merupakan bukti konkret kontribusi BUMN dalam penanganan situasi pandemi yang kritikal dan berat ini,” pungkas Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika IHC, dr. Fathema Djan Rachmat.
Laporan: Muhammad Lutfi