KedaiPena.Com – Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengundang empat menteri yang berada di bawah koordinasinya pada hari Selasa (2/8).
Tiga menteri tersebut adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Pariwisata Arif Yahya. Sementara Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti berhalangan hadir.
Dalam rapat itu, Menko Luhut menyampaikan pesan Presiden Jokowi tentang apa saja yang perlu segera diproses oleh para menteri. Selain itu, Luhut juga ingin tahu sejauh mana pelaksanaan program-program kerja mereka.
“Setelah di-review semua, komplain dari Pak Budi Karya adalah kenapa harga avtur di Soekarno-Hatta lebih mahal 26 persen dari Singapura. Padahal Presiden ingin kita bersaing harga murah. Jadi kuncinya efisiensi,” kata Menko Luhut.
Menteri Luhut kemudian meminta Menteri ESDM Arcandra Tahar mengkaji semua ‘cost’. “Kita memang banyak inefisiensi di dalam negeri,” ujarnya.
Selain itu, Menko Luhut menanyakan perkembangan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dan kereta Jakarta-Bandara. Menhub Budi lalu berjanji untuk melakukan kajian dan melaporkannya pekan depan.
Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari 2 jam itu, dibahas pula percepatan pengembangan Blok Abadi Masela, Blok Mahakam, pengembangan blok Migas di kawasan Natuna dan proyek listrik 35,000 megawatt.
“Segera dipercepat bisnis prosesnya. Proses mana yang perlu diperbaiki, birokrasi mana yang perlu diperbaiki,” kata Luhut lagi.
Eks Menkopolhukam itu menambahkan akan membantu Menteri ESDM Arcandra yang baru saja kembali, setelah meninggalkan Indonesia 20 tahun lalu.
Lalu kepada Menpar, Menko Luhut meminta agar kementerian tersebut bisa mempercepat pengembangan tiga destinasi wisata, Danau Toba, Mandalika dan Labuan Bajo.
“Menteri Arief tadi mengatakan sebelum Presiden berkunjung kesana (Toba) tanggal 20 (Agustus) sudah diputuskan siapa Kepala Otoritas Toba,” ujarnya.
Kepada perwakilan dari Kementerian KKP ia menyampaikan pesan Presiden untuk segera mempercepat kerjasama di bidang perikanan.
“Intinya Presiden menginginkan pembangunan di bidang poros maritim bisa terlaksana, investasi cepat dan mudah. Selama (di bawah) ‘leadership’ saya, saya ingin semua transparan dan efisien,” tandas Luhut.
(Prw/Oddy)