Artikel ini ditulis oleh Nanang Djamaludin, Koordinator di Klub Literasi Progresif (KLiP).
Sungguh, perkembangan akhir-akhir ini memberi gambaran tentang hadirnya sebuah lingkungan penegakkan hukum yang semakin kondusif dan asoy-geboy bagi siapapun yang berminat menjajaki dan meniti karir sebagai koruptor.
Siapa tahu di antara Anda mungkin ada yang berminat merubah nasib menjadi Crazy Rich baru di daerah Anda.
Bagaimana mungkin tak disebut semakin kondusif dan asoy-geboy dengan tersedianya “fasilitas” dan atmosfir berlatih sampai mahir yang disediakan negara untuk menjadi aktor-aktor rasuah handal.
Dimulai dengan terlebih dahulu berlatih menjadi koruptor kelas teri di mana pun, di setiap kesempatan yang ada, untuk ngembat uang negara level 50 juta ke bawah.
Toh, jika pun dalam proses latihan menjadi koruptor kelas teri ternyata Anda sedang dirundung apes, ketahuan dan tertangkap aparat penegak hukum, ya tinggal pulangin aja uang colongan itu. Beres urusan, tanpa Anda perlu merasakan bui.
Jadi jangan abaikan kesempatan emas di tahap awal Anda mengembleng diri sebagai koruptor kelas teri ini. Mengingat memang relatif agak aman dan tak terlalu berisiko besar, bisa dilakoni secara santai, tak perlu grasa-grusu.
Ulangi terus sampai Anda betul-betul merasa mahir. Lakukanlah setiap saat dengan semakin bersih tanpa terendus siapa pun.
Seraya terus memantaskan diri untuk terus naik kelas menjadi koruptor kelas ratusan juta, lalu naik lagi ke kelas milyaran, hingga triliunan.
Sambil terus membangun jaringan ke sentra-sentra kekuasaan politik dan bisnis yang ada dan lebih tinggi yang lebih dulu eksis pada setiap level laku koruptif yang Anda rintis.
Bila kemampuan korupsi Anda terus saja naik kelas sampai bisa membobol uang negara hingga puluhan triliun, bahkan ratusan triliun, seperti Heru Hidayat yang berhasil membobol Jiwasraya dan Asabri, jangan pula pasrah begitu saja saat Anda apes dicokok aparat dan dimejahijaukan.
Berjuanglah terus lewat upaya hukum yang tersedia hingga titik darah penghabisan. Sampai perjuangan hukum Anda itu bisa berujung pada hukuman yang seringan-ringannya, atau malah bukanlah mustahil akhirnya bisa benar-benar membebaskan Anda dari jerat tuntutan hukuman paling tinggi sekalipun.
Ingat, sejauh ini hukum dan praktik penegakkan hukum yang masih berlaku di negeri Anda, negeri Wakanda, sungguh ramah bagi siapapun yang meniti karir dan mendedikasikan diri sebagai perampok uang negara.
Mengapa pula tidak memilih menjadi koruptor militan?
[***]