JARINGAN Anak Nusantara (JARANAN) turut mengutuk tindakan pembubaran paksa yang disertai kekerasan terhadap Komunitas Perpustakaan Jalanan di daerah Dago Kota Bandung pada Sabtu (20/8) lalu, oleh sekelompok oknum Kodam III Siliwangi.Â
Tindakan petantang-petenteng di luar kewenangan aparat militer dalam bentuk membubarkan aktivitas positif Komunitas Perpustakaan Jalanan, yang notabene sedang menjalankan misi luhur penyemaian minat dan tradisi tradisi berliterasi  masyarakat,  merupakan tindakan antipenciptaan peradaban mulia.Â
Hal itu mengingat aktivitas penumbuhan minat dan tradisi membaca dan berliterasi pada masyarakat merupakan salah satu perintah utama dalam agama. Dan mengingat, bahwa minat masyarakat Indonesia membaca buku  masih tergolong rendah, sehingga justru langkah-langkah terobosan dan kreatif semacam yang dilakukan oleh Komunitas Perpustakaan Jalanan, harus diapresiasi dan dilindungi. Bukan malah diperlakukan seperti musuh negara yang layak dihabisi dan dibubarkan.
Dan kepada elemen gerakan literasi serta dan masyarakat pendukung gerakan literasi secara luas, mari  terus satukan langkah dan bergandengan tangan untuk memastikan, bahwa tindakan pembubaran semena-mena  terhadap aktivitas gerakan literasi yang sedang menjalankan misi luhur penumbuhkembangan minat membaca dan berliterasi kepada masyatakat, benar-benar tidak akan terjadi lagi.Â
Cukuplah sudah kejadian pembubaran dan kekerasan yang menimpa kawan-kawan dari Komunitas Perpustakaan Jalanan di Kota Bandung Sabtu lalu, sebagai kejadian yang terakhir.
Dan kepada aparat militer, hentikan hasrat-hasrat melakukan tindakan di luar kewenangan yang dimiliki, yang dapat merugikan warga sipil, dan malah justru bisa mencoreng lebih cemong lagi wajah institusi militer itu sendiri di mata rakyat.‎
Oleh Nanang Djamaludin, Direktur Ekselutif Jaringan Anak Nusantara‎