Artikel ini ditulis oleh Steph Subanidja, Guru Besar Ilmu Manajemen, Dekan Sekolah Pascasarjana, Perbanas Institute.
INDONESIA dikenal dengan keberagaman budayanya yang sangat kaya. Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya yang unik dan khas, yang meliputi bahasa, pakaian adat, tarian, musik, kuliner, adat istiadat, dan upacara tradisional. Sebut saja Aceh dengan tarian Tari Saman, Tari Seudati, dengan pakaian adat Baju Kurung, Meukeutop, Jawa Tengah dengan nyanyian Cublak cublak Suweng, Jawa Barat dengan Oray-Orayan, dan Papua misalnya dengan Tarian Tari Perang, Tari Yospan, dan Pakaian Adat Koteka, Rok Rumbai serta Adat Istiadat Upacara Bakar Batu, dan masih banyak lagi.
Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat luas, dan setiap daerah memiliki keunikan tersendiri yang patut untuk dipelajari dan dihargai. Dengan mempelajari budaya-budaya ini, kita dapat memperkaya wawasan, meningkatkan toleransi, dan menjaga warisan budaya bangsa. Lantas mengapa budaya penting untuk diajarkan di sekolah, dan bagaimana memulai merawatnya sejak usia dini di sekolah?
Mengapa Budaya Penting Diajarkan di Sekolah?
Budaya adalah aspek penting yang perlu diajarkan di sekolah karena memiliki dampak besar terhadap perkembangan siswa dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Mengajarkan budaya membantu siswa memahami asal-usul dan identitas mereka, memperkuat rasa diri dan harga diri dan mengetahui dan menghargai budaya sendiri dan orang lain dapat meningkatkan rasa keterhubungan dan solidaritas dalam komunitas sekolah menjadi penting untuk dipahami.
Budaya juga penting untuk diajarkan sebagai penghargaan terhadap keberagaman. Pendidikan budaya menjadi penting untuk mendorong siswa untuk menghargai dan menghormati keberagaman, mengurangi prasangka dan diskriminasi. Di samping itu mengembangkan kemampuan siswa untuk berinteraksi secara efektif dan harmonis dengan individu dari latar belakang budaya yang berbeda adalah upaya awal dimulainya pemahaman atas keberagaman.
Budaya juga mengajarkan nilai-nilai dan etika yang penting, seperti kerja sama, rasa hormat, tanggung jawab, dan kejujuran dan memberikan pedoman moral yang membantu siswa membuat keputusan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Budaya juga membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka sendiri serta memahami perasaan orang lain serta pengajaran budaya akan meningkatkan empati dan toleransi, yang merupakan keterampilan sosial penting dalam kehidupan.
Mengintegrasikan budaya ke dalam kurikulum akan membuat pembelajaran lebih relevan dan kontekstual bagi siswa, yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Di samping itu mengajarkan budaya membantu siswa mengembangkan pemikiran kritis dengan memahami berbagai perspektif dan menghargai keragaman ide.
Di dunia yang semakin terhubung, pemahaman budaya mempersiapkan siswa untuk berinteraksi dan bekerja dalam lingkungan global. Mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses dalam masyarakat multikultural dan dunia kerja yang beragam menjadi nilai indah dalam kehidupan.
Pendidikan budaya membantu membangun masyarakat yang lebih harmonis dengan mengurangi ketegangan sosial dan meningkatkan pemahaman lintas budaya. Siswa yang memahami dan menghargai budaya cenderung lebih aktif dalam kegiatan komunitas dan sosial, berkontribusi positif pada masyarakat mereka.
Mengajarkan budaya membantu memastikan bahwa tradisi dan nilai-nilai budaya diwariskan ke generasi berikutnya. Sekolah, seperti di Kinderfield Primary School Depok Jawa Barat yang ikut memainkan peran penting dalam pelestarian budaya dengan mengajarkan sejarah, bahasa, seni, dan tradisi lokal.
Dengan memahami dan menghargai budaya, siswa tidak hanya menjadi individu yang lebih baik, tetapi juga berkontribusi pada masyarakat yang lebih inklusif, harmonis, dan beragam. Oleh karena itu, mengintegrasikan pendidikan budaya dalam kurikulum sekolah adalah langkah penting untuk pembangunan karakter dan kemajuan sosial.
Bagaimana Merawat Budaya di Sekolah?
Merawat budaya sehat sejak usia dini adalah kunci untuk memastikan bahwa siswa berkembang dengan baik secara akademis, emosional, dan sosial. Lantas bagaimana memelihara budaya sehat di sekolah?
Pertama adalah membuat kurikulum yang seimbang, melalui Pendekatan terintegrasi dengan menggabungkan akademik dengan pengembangan karakter dan keterampilan hidup. Ini bisa melibatkan pendidikan tentang kesehatan mental, manajemen stres, dan keterampilan sosial serta mendorong metode pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif untuk membuat siswa lebih terlibat dan termotivasi.
Kedua adalah dengan pelatihan guru dengan mengenali tanda-tanda stres dan masalah kesejahteraan pada siswa, serta memberikan strategi untuk mendukung mereka dan mengajarkan teknik manajemen kelas yang efektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif.
Ketiga adalah dukungan psikologis dan konseling dengan menyediakan akses mudah ke layanan konseling untuk siswa yang membutuhkan dukungan emosional dan mengembangkan program intervensi dini untuk membantu siswa yang menunjukkan tanda-tanda stres atau masalah kesehatan mental.
Keempat adalah lingkungan belajar yang positif dengan menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung di mana semua siswa merasa diterima dan dihargai. Di samping dapat juga dilakukan dengan menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang memungkinkan siswa mengekspresikan diri dan mengeksplorasi minat mereka di luar akademik.
Kelima adalah kerja sama dengan orang tua dengan membina komunikasi yang terbuka dan kolaboratif dengan orang tua untuk mendukung perkembangan siswa dan menyediakan sumber daya dan pelatihan bagi orang tua untuk membantu mereka mendukung anak-anak mereka dengan cara yang sehat dan positif.
Keenam adalah mendorong gaya hidup sehat dengan memastikan bahwa siswa memiliki cukup waktu untuk aktivitas fisik yang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan fisik serta mempromosikan pola makan yang sehat dengan menyediakan pilihan makanan yang bergizi di kantin sekolah.
Ketujuh adalah pengembangan karakter dan keterampilan hidup melalui pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam kurikulum untuk mengajarkan nilai-nilai seperti empati, tanggung jawab, dan kerja sama dan mengajarkan keterampilan hidup yang penting seperti manajemen waktu, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
Kedelapan adalah evaluasi dan penyesuaian berkelanjutan dengan melakukan evaluasi rutin terhadap program dan kebijakan yang diterapkan di sekolah untuk memastikan mereka efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa serta bersikap fleksibel dan responsif terhadap umpan balik dari siswa, guru, dan orang tua untuk terus meningkatkan lingkungan belajar.
Dengan langkah-langkah ini, sekolah dapat menciptakan budaya yang mendukung dan sehat yang membantu siswa tumbuh menjadi individu yang seimbang, bahagia, dan sukses di masa depan dalam keberagaman.
(***)