KedaiPena.Com – Pilkada Tangerang Selatan semakin menarik disimak lantaran penuh dengan bintang. Sejauh ini ada tiga pasang calon yang sudah terlihat. Pertama pasangan Benyamin Davnie yang merupakan Wakil Walikota petahana dengan dinasti Banten, keponakan Ratu Atut Choisiyah, Pilar Saga Ichsan. Pasangan ini didukung oleh Golkar-PPP.
Pasangan kedua adalah Sekda Tangsel Muhamad dengan keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati. Pasangan ini didukung PDIP dan Gerindra.
Terakhir adalah putri Wapres Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah dengan politisi PKS Ruhamaben yang didukung Demokrat-PKS.
Sejauh ini masih ada partai lain seperti PSI, PKB, PAN dan Hanura yang potensial mengusung pasangan.
Forum Intelektual Muda Tangerang Selatan (FIM Tangsel) berpandangan bahwa opsi adanya empat pasang calon dalam pilwalkot 2020 di kota yang dipimpin oleh Airin Rachmi Diany ini hanya akan menjadi kepentingan elit politik.
“Dalam konteks politik selalu ada kemungkinan, tetapi kembali dalam kebutuhan politik dan kekuatan politik menjadi pertimbangan dalam menentukan jumlah kandidat yang akan bertarung di Pilkada Tangsel,” ujar Koordinator FIM Tangsel Lukman Hakim, kepada KedaiPena.Com, Sabtu, (25/7/2020).
“Mengingat partai politik besar dan perolehan kursi di parlemen Tangsel sudah memenuhi tiga kandidat yang akan bertarung di Pilkada Tangsel,” sambung Lukman sapaannya.
Lukman melanjutkan, berdasarkan pemahaman demokrasi jumlah kandidat yang bertarung dalam sebuah kontestasi tidak menjadi acuan melainkan kemampuan dan kesiapan membawa arah kemajuan yang ditawarkan secara integritas.
“Dalam tiga kandidat saja sudah kemungkinan akan dua putaran. Apalagi empat kandidat, tetapi hal ini justru akan membuka ruang kompromi politik yang sangat besar yang akhirnya bukan menjawab kebutuhan Kota Tangsel tetapi lebih kepada kepentingan elit saja dalam hajat politik daerah,” ungkap Lukman.
Meski demikian, kata dia, munculnya empat pasang calon dalam Pilkada Tangsel dapat terjadi. Asal, tidak memaksakan menjadi empat kandidat hanya untuk hanya kebutuhan elit politiknya.
“Begitu pula ini yang harus menjadi kesadaran politik dan kedewasaan politik sekaligus pendidikan politik tapi bukan untuk masyarakat tetapi untuk elit politik juga dalam memajukan daerah nya lebih maju,” papar Lukman.
Menurutnya, kesadaran dan kepentingan untuk memajukan kota Tangsel harus lebih penting daripada apapun.
“Hanya saja hak politik tentu disadari dengan kepentingan Tangsel yang di dalamnya kebutuhan masyarakat Tangsel sendiri,” tandasnya.
Laporan: Sulistyawan