KedaiPena.Com – Wacana reshuffle menguat pasca rencana peleburan Kementerian Riset-Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta dibentuknya Kementerian Investasi.
Surat Presiden Nomor R-14/Pres/03/2021 perihal Pertimbangan Pengubahan Kementerian ini telah mendapat persetujuan DPR melalui Rapat Paripurna yang berlangsung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Jumat (9/4/2021).
Kendati demikian, langkah presiden tersebut telah mendorong wacana reshuffle tak terhindarkan, bahkan cenderung liar. Namun, hal ini tentu wajar dalam dinamika politik kontemporer.
“Langkah penggabungan dan pembentukan kementerian baru membuka celah pelbagai kekuatan politik dengan mengkapitalisasi momentum untuk mendorong reshuffle kabinet,” kata Direktur Eksekutif Indonesian Pubic Institute Karyono Wibowo, Selasa, (20/4/2021).
Dalam kaitan ini, kata Karyono, mungkin saja presiden memang sudah memiliki agenda untuk melakukan reshuffle terbatas, tidak terbatas pada kementerian baru.
“Boleh jadi ada pergeseran posisi menteri dan atau ada sejumlah menteri yang terdepak diganti dengan orang baru. Soal siapa yang akan menempati kementerian baru atau menteri yang bakal digeser ke posisi tertentu, tentu menjadi kewenangan presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan,” papar Karyono.
Karyono meyakni, presiden tentu sudah memiliki pertimbangan dan skema jika akan melakukan reshuffle.
Kendati demikian, Karyono berharap, skema presiden dalam melakukan reshuffle atau menempatkan seseorang menempati kementerian yang baru bisa sejalan.
“Dengan harapan rakyat, yaitu menempatkan orang yang tepat, yang memiliki integritas , kapabilitas, kompetensi dan totalitas dalam mengemban amanah untuk kemajuan bangsa,” tutur Karyono.
Karyono melanjutjan, menteri-menteri berkinerja buruk yang harus dicopot atau jika dinilai masih memiliki integritas tetapi tidak cocok di posisinya saat ini bisa digeser ke posisi yang sesuai dengan bidang keahliannya.
“Terkait dengan wacana pergantian menteri yang berinisial M bakal diganti menurut saya itu merupakan pendapat spekulatif yang belum tentu benar. wacana tersebut lebih sekadar sensasi. Pasalnya, jumlah menteri yang berinisial M cukup banyak di Kabinet Indonesia Maju ini,” papar Karyono.
Tidak hanya Moeldoko, lanjut Karyono, Muhadjir Effendi, M. Lutfi, dan Mahfud MD tetapi ada yang lain seperti Muhammad Tito Karnavian dan Muhammad Basuki Hadimuljono.
“Justru saya memprediksi beberapa menteri atau pejabat setingkat menteri yang memiliki nama depan M seperti Moeldoko, Mahfud MD, Muhammad Tito Karnavian, Muhammad Basuki Hadimuljono, masih dipertahankan dalam kabinet Indonesia Maju,” tegas dia.
Karyono menegaskan, terlepas dari kontroversinya, posisi mereka masih dibutuhkan Presiden Joko Widodo di pemerintahan.
“Untuk M Lutfi dan Muhadjir Effendi kemungkinannya peluangnya fifty-fifty. Mungkin saja akan dilakukan pergeseran ke pos-pos lain,” tandas Karyono.
Laporan: Muhammad Hafidh