KedaiPena.Com – Bermukim di daerah pesisir pantai seperti Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, sensasi panas menyengat akan sangat terasa, apalagi di siang hari. Panas di daerah ini akan berlangsung setiap hari
Bagi 47 batang Jeruk Lemon atau Jeruk Sitrun yang terdapat di Kelurahan Aek Tolang, Kecamatan Pandan, tepatnya di kaki gunung Matauli ini, panas menyengat ini agaknya bukan sebuah persoalan. Puluhan batang Jeruk jenis impor ini malah tampak tumbuh cukup subur di atas sepetak lahan berukuran 40×20 meter milik T Hutajulu.
Berusia sekitar 15 bulan, tanaman Jeruk Lemon milik Hutajulu telah berbuah meski belum cukup lebat. Sekitar 7 kilogram Jeruk Lemon segar telah dipetik dan dijual Hutajulu.
“Kira-kira tujuh kilo lah, kalau harga di pasaran memang Rp80 an ribu, ada yang mesan, karena kawan aku menjualnya dibawah itulah,†kata Hutajulu saat ditemui di ladangnya, Senin (13/3).
Pria bertubuh besar ini menceritakan, ihwal awal ia membeli puluhan bibit Jeruk Lemon berjenis impor ini dari seorang teman di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Ia menanamnya bermula dengan semangat coba-coba.
“Kemarin beli bibit dari Jawa Timur, Rp120 ribu per batang, di sana (Jawa Timur) sih Rp80 ribu, tapi ada beberapa proses lain, makanya harganya mencapai Rp120 ribuan,†katanya.
Kendati Hutajulu tak menampik bahwa ia juga menyadari, prospek bisnis bertanam Jeruk Lemon sebenarnya cukup menjanjikan. Waktu produksi bagi tanaman yang dikenal juga berguna bagi kesehatan semisal penurun Kolestrol, obat asam lambung dan sumber Vitamin C berkadar tinggi ini, bisa mencapai 25 tahun produksi.
“Ya, prospek bisnis, permintaan tinggi untuk Jeruk ini, usia produksi juga lama, sekitar 15 tahun. Dengan harga Rp70 ribu per kilo, Sejauh ini, mereka yang tahu kita menanam ini (jeruk-red) mereka minta, sekarang sedang dicoba ke Tebing Tinggi untuk di tawarkan,†tuturnya.
Sayangnya, kata Hutajulu, kini bibit tersebut tak lagi diperdagangkan dari Surabaya. Yang ia lakukan kini adalah pembibitan dengan cara stek batang. Sudah 20 bibit baru ia hasilkan dari metode stek sederhana yang ia lakukan.
“Jadi kita sedang mengembangkan secara stek, sudah ada 20 batang yang kita stek. Dan mudah2an berhasil tumbuh. Ya sejauh ini, kita lihat masih hijau,†tuturnya.
Hutajulu mengaku, pengembangan Jeruk Lemon yang mulai ia tekuni ini berorientasi pada pengembangan bisnis. Meski, ia juga berharap upaya pengembangan yang ia lakukan dapat berdampak meluas dengan terdorongnya masyarakat untuk memulai bertanam Jeruk Lemon seperti yang sudah ia coba.
“Kita ingin mendorong agar di daerah kita ini (Tapteng-red) juga bisa memproduksi Jeruk Lemon. Tujuan saya sih memang jual bibit, mengejar prospek bisnisnya. Tapi tentu saya juga berharap, prospek ini bermanfaat bagi banyak masyarakat di Kabupaten ini. Saya sih yakin, Tapteng bisalah, percayalan,†katanya.
Pengembangan Jeruk Lemon di daerah ini boleh dikata sebagai gebrakan baru. Selain prospek bisnis pertanian yang menjanjikan, kehadiran pengembangan Jeruk Lemon kedepannya diharapkan dapat menyerap tenaga kerja baru di daerah ini.
Laporan: Dom