Artikel ini ditulis oleh Steph Subanidja, Warga Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat.
Memaknai Hari Ayah Nasional yang diperingati setiap tanggal 12 November di Indonesia bukan hanya sekadar momentum seremonial, tetapi juga kesempatan untuk merefleksikan peran ayah dalam keluarga dan masyarakat.
Meski perhatian sering kali lebih terpusat pada perayaan Hari Ibu, kehadiran Hari Ayah tidak kalah pentingnya sebagai bentuk apresiasi atas peran yang tak tergantikan dari seorang ayah. Lantas bagaimana kita memaknai Hari Ayah tersebut?
Ayah memiliki peran yang sangat unik dan signifikan dalam keluarga. Ia bukan sekadar pencari nafkah, tetapi juga figur yang memberikan rasa aman, menanamkan nilai-nilai kehidupan, serta menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Sosok ayah menjadi inspirasi dalam hal keberanian, kedisiplinan, dan tanggung jawab yang kerap menjadi fondasi dalam membentuk karakter anak. Terlebih lagi, ayah yang terlibat aktif dalam kehidupan sehari-hari, seperti mendampingi anak belajar, bermain, dan memberikan bimbingan moral, sangat berpengaruh pada perkembangan emosi dan mental anak.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki hubungan dekat dengan ayahnya cenderung lebih percaya diri, mandiri, dan memiliki keterampilan sosial yang lebih baik (BPS, 2020).
Di samping itu, ayah juga berperan sebagai penyeimbang dalam pola asuh. Kehadirannya membantu menciptakan keseimbangan antara kelembutan dan ketegasan dalam mendidik anak-anak.
Kombinasi pola asuh dari ibu dan ayah mampu membentuk individu yang lebih seimbang secara emosional dan mental. Lebih jauh lagi, ayah yang mampu bekerja sama dengan ibu dalam membesarkan anak-anak menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh cinta, memberikan fondasi kokoh bagi anak-anak untuk menghadapi tantangan hidup.
Batasan Stereotip
Selama ini, ada anggapan bahwa peran ayah terbatas sebagai pencari nafkah, sedangkan pengasuhan lebih merupakan tanggung jawab ibu. Namun, tren ini mulai berubah dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan.
Banyak ayah di era modern yang tidak ragu terlibat dalam kegiatan merawat anak, seperti mengganti popok, memasak, hingga menghadiri kegiatan sekolah. Hari Ayah Nasional menjadi momen untuk menghargai para ayah yang telah melampaui batasan stereotip tersebut, membuktikan bahwa pengasuhan bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi sebuah kolaborasi penuh cinta antara ayah dan ibu (Kementerian Dalam Negeri, 2021).
Momentum ini juga mengingatkan kita akan pengorbanan dan upaya ayah yang sering kali tidak terucap dalam memastikan kebahagiaan serta kesejahteraan keluarga. Inilah saat yang tepat untuk mengucapkan terima kasih dan menyatakan rasa sayang kepada ayah kita, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada.
Ungkapan terima kasih sederhana, pelukan hangat, atau momen kebersamaan berkualitas bersama ayah dapat menjadi hadiah yang sangat berarti. Hal ini menunjukkan bahwa apresiasi tidak harus selalu diwujudkan dalam bentuk materi, melainkan cukup dengan rasa syukur dan perhatian.
Di tengah kesibukan dan tantangan hidup, Hari Ayah Nasional juga menjadi pengingat bagi kita untuk meluangkan waktu bersama ayah. Aktivitas sederhana seperti makan malam bersama, berbicara tentang masa lalu, atau menonton acara favorit dapat menjadi kenangan indah yang akan dikenang sepanjang masa.
Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020, jumlah kepala keluarga laki-laki di Indonesia mencapai 66.066.042 jiwa (sensus.bps.go.id). Banyak dari mereka bekerja sebagai wiraswasta, dan bekerja di sektor pertanian/peternakan (ekonomi.bisnis.com).
Mayoritas ayah berada pada rentang usia produktif, seperti 30-34 tahun sebanyak 7,3 juta jiwa dan 40-44 tahun mencapai 9,1 juta jiwa (BPS, 2020). Sementara itu, tingkat pendidikan mereka bervariasi, dengan sebagian besar lulusan SD (64,68 juta jiwa), SMP (39,89 juta jiwa), dan SMA (56,91 juta jiwa) (Kementerian Dalam Negeri, 2021).
Dengan memahami data ini, kita semakin menyadari betapa pentingnya peran ayah dalam menciptakan kesejahteraan keluarga dan bangsa. Hari Ayah Nasional menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menghargai segala bentuk cinta, kerja keras, dan pengorbanan yang diberikan oleh seorang ayah.
Hari Ayah Nasional bukan sekadar perayaan simbolis, tetapi sebuah pengingat untuk terus menghargai peran ayah dalam kehidupan kita. Melalui cinta, kerja keras, dan pengorbanan, ayah telah memberikan banyak hal yang membentuk siapa kita hari ini. Oleh karena itu, mari kita gunakan momen ini untuk menunjukkan rasa terima kasih dan apresiasi, serta menghargai setiap momen bersama ayah kita.
Selamat Hari Ayah, Ayah!. Teruslah jadi pahlawan keluarga yang selalu menginspirasi!”
[***]