KedaiPena.com – Negosiasi antara gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan PDIP berlangsung alot. Bahkan, sempat menimbulkan konflik terbuka melalui media masa terkait ‘deparpolisasi’ beberapa waktu lalu.
Keengganan Ahok mengikuti sejumlah tes dan sekolah politik calon kepala daerah yang disediakan PDIP, serta lambatnya PDIP mengambil keputusan menjadi bukti alotnya negosiasi.‎
Pengamat politik Ubedilah Badrun menilai, tarik-menarik itu ‎memungkinkan munculnya tafsir bahwa antara PDIP dan Ahok telah terjadi “transaksi” besar.‎
“Tafsir tersebut muncul karena publik mengenal Ahok sebagai Gubernur yang memiliki hubungan dekat dengan para pemodal dan para petinggi militer yang dekat dengan para pemilik modal,” kata Ubed, sapaannya kepada KedaiPena.Com, Selasa (20/8).‎
Jika poin ini yang sebenarnya terjadi, maka itu membenarkan tesis bahwa praktik politik yang sebenarnya terjadi di Indonesia bukanlah terjemahan dari ideologi partai.Â
“Tetapi lebih merupakan terjemahan dari para pemodal yang menyatu dalam praktik politik oligarkis sehingga partai politik dikrangkeng oleh para pemilik modal,” tandasnya.
(Prw)