KedaiPena.Com – Indonesian Speleological Society (ISS) menginisiasi Stenasellus Project, program pendataan ekosistem khas gua seperti udang purba Stenasellus. Bagian awal program ini dilakukan di Gua Cikarae di Desa Leuwi Karet, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor sejak Januari 2018 dan Februari 2018.
Presiden ISS, Cahyo Rahmadi mengatakan, stenasellus ada salah satu kelompok anggota krustase dari kelompok isopoda yang termasuk golongan primitif dan nenek moyangnya hingga saat ini masih ada yang hidup di perairan air asin. Namun, beberapa spesies udang ini yang khas gua, telah mengalami adaptasi yang cukup ekstrim hidup di air tawar.
“Seperti stenasellus javanicus yang merupakan kelompok isopoda khas gua yang pertama kali ditemukan di Jawa. Fauna yang berwarna merah jambu ini hanya ditemukan di Gua Cikarae dan hidup spesifik di kolam kecil yang berisi air perkolasi,” ujar dia kepada KedaiPena.Com, ditulis Selasa (20/2/2018).
Fauna yang sangat endemik karena hingga saat ini hanya ditemukan di Gua Cikarae ini mempunyai populasi yang sangat kecil. Dalam satu temuan hanya ditemukan tujuh individu sehingga sangat rentan dari gangguan yang mengancam kepunahan.
Stenasellus merupakan kelompok udang purba yang memiliki kemampuan sebaran yang sangat terbatas. Kondisi lingkungan tempat hidupnya yang hanya bergantung di kolam-kolam air perkolasi menyebabkan mereka rentan terhadap ancaman gangguan baik dari luar gua maupun dari dalam gua akibat aktifitas manusia.
Sebaran Stenasellus yang saat ini hanya ditemukan di beberapa daerah Jawa, memerlukan perhatian serius untuk mengidentifikasi potensi-potensi ancaman keberadaannya di dalam gua. Selain itu, keberadaan populasi di setiap gua sebagai bentuk respon terhadap kondisi lingkungan juga perlu diketahui.
Di Jawa, Stenasellus pertama kali ditemukan pada tahun 2004 di Gua Cikarae di Desa Leuwi Karet, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.
“Saya yang menemukanbersama dengan tim dari Lawalata IPB ketika survai untuk kegiatan Scientific Karst Exploration. Pertama kali, Stenasellus ditemukan di genangan kecil sebanyak dua ekor yaitu jantan dan betina,” ujar dia.
Pada tahun 2006, Stenasellus dari Jawa untuk pertama kali dikenalkan oleh Guy Magniez (RIP) dan Cahyo Rahmadi di jurnal yang terbit di Perancis. Setelah itu, di Gua Cikarae ditemukan di lokasi berbeda dari pertama kali ditemukan. Jumlah populasi setiap kali ditemukan berkisar antara 7-10 individu.
Seiring semakin intensifnya kegiatan eksplorasi keanekaragaman hayati gua, beberapa catatan baru yaitu di Gua Buniayu (Sukabumi) oleh Cahyo Rahmadi. Kemudian pada tahun 2015 ditemukan juga di Gua Ta’i masih di seputaran Gua Buniayu.
Di luar itu, pada tahun 2016 ditemukan juga di salah satu gua di Gunung Walat oleh anggota Rimpala IPB. Kemudian pada tahun 2018, untuk pertama kali juga ditemukan di Gua Sigeulis di Ciampea.
Laporan: Ricki Sismawan