Artikel ini ditulis oleh AJP Rimbawan, Pegiat Lingkungan.
Momen gelaran World Water Forum ke 10 di Bali menjadi sejarah dalam menghadirkan ragam budaya dan kesenian Bali yang mengusung tema “Samudra Cipta Peradaban” yang di makna sebagai pemulaan laut sebagai sumber kesejahteraan Semesta yang menjadi asal kuasa suatu peradaban. Bersama dengan Kementerian PUPR dan Pemerintah Bali, atas arahan Presiden berharap promosi helatan yang meriah ini menjadi promosi kekayaan budaya dan pariwisata serta ekonomi kreatif Indonesia.
Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon yang telah membuka sesi Proses Regional World Water Forum ke 10 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa (21/5/2024).
Sesi tersebut secara khusus membahas tentang praktik – praktik pengelolaan air yang berkelanjutan dan kolaboratif secara regional di negara-negara kawasan Asia Pasifik, Amerika, Mediterania, dan Afrika.
Kesempatan inilah BWWS Serayu Opak menggandeng Komunitas Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sleman-DIY. Sri Wahyuningsih sebagai Founder Sekolah Air Hujan yang pertama kali di Indonesia bahkan mungkin di dunia memberikan pemahaman akan manfaat dan kualitas air hujan yang luar biasa.
Tidak banyak yang tidak tahu ternyata ada jaringan air hujan di Bali ini yang terletak di Jalan Pura Duwe No. 9, Padangsambian Klod, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar Bali 80117 yang bernama ProTAB (Program Therapi Air Berkah) di Yayasan Al Hikmah Joglo.
Ketua Yayasan H. Maskuron menyampaikan sebuah harapan dengan 3 tujuan di WWF 10:
Pertama adalah meningkatkan nilai strategis air dengan membangun komitmen politik dalam pemajuan manajemen air dan sanitasi (SDGs 6). Kedua, meningkatkan awareness terhadap air sebagai critical concern global. Ketiga, sebagai multi-stakeholder event untuk mendiskusikan dan berbagi pengalaman.
Memang sebuah momen yang tidak disangka-sangka Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro., ST.,MM.,MT. yang juga pernah menjadi Kepala Sekolah Air Hujan mengunjungi lokasi penampungan air hujan yang berjejer-jejer tandon berkapasitas 2000an berjumlah 9.
Sangat tepat hadir silaturrahminya Dwi Agus Kuncoro di Al Hikmah Joglo memberi sebuah gambaran bahwa jika mau ditambah penampungannya bisa di buat Ground Tank /wadah tanam/wadah pendam di dalam tanah dengan pengalaman beliau yang selama ini.
Semoga keinginan Al Hikmah Joglo bisa terwujud dalam menyedekahkan ProTAB untuk warga masyarakat sekitar secara Gratis. Hal ini memberikan kesejahteraan, kerukunan, dalam kemakmuran masalah air sebagai kebutuhan pokok dengan adil, ungkap “H. Maskuron”. Air hujan adalah keberkahan bagi semua makhluk hidup yang ada di Bumi, tidak ada air tidak ada kehidupan.
[***]