KedaiPena.Com – Permasalahan simaksi atau izin untuk mendaki ke gunung Carstensz, Papua kembali mencuat. Hal tersebut terungkap setelah meninggalnya Pemandu (guide) Andhika Pratama lantaran tertimpa batu saat hendak melakukan pendakian ke Puncak Carstensz.
Kabar pun semakin tidak sedap setelah beberapa pendaki mengungkapkan tidak pernah mengurus simaksi lantaran izin untuk mendaki harus diurus dengan polisi, milliter dan imigrasi.
Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK), Dody Wahyu Karyanto, memastikan bahwa Balai Taman Nasional Lorentz telah menerapakan menajemen perizinan dengan benar.
Izin untuk mendaki atau yang biasa dikenal dengan simaksi untuk mendaki ke gunung Carstensz bisa didapat di sejumlah tempat seperti Kantor Balai Taman Nasional Lorentz yang berkedudukan di Kota Wamena Provinsi Papua.
“Selain itu simaksi juga bisa didapat di seksi ORN Wilayah, masing-masing seperti di SPTN 1 di Timika, SPTN 2 Jayawijaya di Wamena, dan SPTN 3 Nabire di Nabire,” ujar dia saat berbincang dengan KedaiPena.Com, Rabu (7/11/2018).
Sedangkan untuk pengawasan dilakukan pintu masuk wisata pendakian puncak Carstensz. Ada 4 jalur yang dilalui dengan beralan kaki yakni jalur 1 melalui Timika-Kampung Dolinokogo (Tsinga)-Carstensz Selatan.
“Jalur 2 melalui Nabire, Ilaga (Kab. Puncak)-Carstensz Utara. Jalur 3 melalui Nabire-Sugapa (Kab. Intan Jaya)-Kp. Ugimba-Carstensz Utara/Timur. Jalur 4 melalui Nabire-Sugapa (Kab. Intan Jaya)-Kp. Zakumba-Endasiga-Puncak Carstensz Utara/Timur,” beber dia.
Kemudian, dia menjelaskan, simaksi sendiri sudah diberlakukan ke zona pemanfaatan. Berbeda untuk zona inti yang berada di puncak Carstensz, belum diberlakukan.
“Pertimbangannya di zona inti hanya boleh untuk penelitian bukan wisata (pendakian). Saat ini sedang dibahas jalur pendakian favorit diusulkan untuk diubah menjadi zona pemanfaatan,” lanjut dia.
Dengan demikian, tegas dia, kelompok yang melakukan rute darat atau jalan kaki, sebagian besar melapor dan mengurus simaksi di kantor BTN Lorentz. Walaupun ada sebagian kecil pendaki yang masuk ilegal.
Hal itu berbeda dengan pendaki yang menggunakan helikopter. Hanya sebagian kecil saja yang datang melapor/urus simakasi di BTN Lorentz.
“Sesuai ‘record’ datang kami miliki, bahwa hampir seluruh pendaki yang jadi korban di puncak Carstensz, adalah kelompok jalur tidak resmi yang di-‘dropping’ menggunakan helikopter,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh