KedaiPena.Com – Pengetahuan bernavigasi sebenarnya sudah diketahui sejak zaman dulu, pada masa nenek moyang kita.
Dilansir dari buku Teknik Hidup Alam Bebas terbitan Truenorth, Outdoor Leadership School, sebagai contoh dari hal itu adalah bagaimana nenek moyang kita melakukan suatu perjalanan dengan menggunakan perahu layar mengarungi lautan luas. Namun pada akhirnya mereka dapat kembali ke kampung halamannya.
Hal lain adalah ketika penduduk di pedalaman melakukan perburuan untuk kebutuhan makan sehari-hari. Mereka pergi jauh ke tengah hutan belantara menuruni lembah dan menaiki bukit.
Kadang-kadang sampai menginap di tengah hutan atau terpaksa harus melakukan perjalanan malam, namun tetap mereka dapat kembali ke kampung halamannya.
Dari kedua ilustrasi di atas, navigasi merupakan pengetahuan yang pada prakteknya hampir dilakukan oleh semua orang.
Jadi dua contoh yang disebut sebelumnya, navigasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan kedudukan sendiri maupun orang lain.
Serta menentukan lintasan dari mulai berangkat sampai tujuan dengan tepat dan benar, juga soal menggunakan sarana yang sesuai dengan kebutuhan.
lstilah navigasi biasa kita kenal dalam kegiatan pelayaran atau penerbangan, yang berarti mengemudikan atau ilmu mengemudikan kapal dan pesawat.
Sementara, navigasi darat adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah perjalanan.
Sehingga dapat memberikan gambaran terhadap daerah yang sedang atau kita tempuh secara tepat. Sedangkan orang yang melaku kannya disebut navigator.
Kunci untuk memahami navigasi adalah mampu merekam dan membaca gambaran fisik bumi serta dapat menggunakan pedoman arah yaitu kompas dan peta.
Kompas adalah alat penunjuk arah kutub utara magnet bumi dan alat pengukur sudut mendatar. Kompas akan bekerja berdasarkan medan magnet.
Jika dua batang magnet saling dipertemukan ujungnya, makan ujung yang sama akan saling menolak. Sementara yang kutub yang berbeda akan saling menarik.
Ketentuan dasar tersebut dijadikan dasar pemanfaatan kompas. Umumnya kompas terdiri dari tiga bagian utama. Pertama jam magnet (needle), kedua skala lingkaran (dial graduation/360 protactor) dan ketiga bagian penyangga (base plate).
Untuk keperluan praktis dan disesuaikan dengan kegiatan navigasi darat maka kompas yang sering dipergunakan adalah kompas bidik dan kompas orientasi.
Sementara peta ibarat jendela kaca di mana kita bisa melihat pemandangan ke suatu tempat di baliknya.
Untuk mendefinisikan peta secara umum, banyak kesukaran yang dijumpai karena adanya perbedaan antara satu peta dan lainnya.
Tetapi yang dapat dijelaskan, peta merupakan informasi yang disajikan dalam bentuk grafis. Peta memiliki skala dan peta memberi informasi kepada si pemakai.
Peta merupakan gambaran dalam dua dimensi, yang merupakan hasil reduksi dark keadaan sebenarnya. Informasi tersebut merupakan penegasan dari unsur-unsur yang ada.
Di zaman yang semakin canggih, muncul satu alat bernama global positioning system (GPS) yang menggabungkan kompas, peta dan fasilitas pelengkap lainnya. Tingkat akurasinya yang cukup tinggi.
Sehingga alangkah ironisnya apabila masih ada yang tersesat dalam melakukan suatu perjalanan atau penjelajahan.
Laporan: Ricki Sismawan