KedaiPena.Com – Kopi Tengger khas Desa Gubukklakah, yang berada di Malang, Jawa Timur siap dipasarkan dengan konsep baru dan packaging yang menarik. Pasalnya, selama ini kopi yang berasal dari desa wisata ini hanya dijual secara gelondongan dan dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
“Selama ini kopi yang ada di Gubukklakah itu hanya dijual glondongan keluar. Jadi saat panen di jual keluar dan sebagian diproduksi untuk konsumsi sendiri,” ucap Ketua Lembaga Desa Wisata (Ladesta) Gubukklakah, Purnomo Anshori, Kamis, (11/6/2020).
Anshori, sapaannya menjelaskan, kopi Tengger memiliki cita rasa yang khas lantaran oleh masyarakat Gubukkalakah, kopi ini diolah bersama dengan kulitnya.
“Kopi Arabika kita panen dan dikeringkan bersama kulitnya dengan warna yang hijau dan merah kita campur. Kalau kita campur itu rasanya khas Tengger, agak sedikit asam dan anti kembung,” ujar Anshori.
Hal itu pula, lanjut Anshori, yang membuat kopi ini menjadi pilihan untuk disajikan kepada wisatawan yang datang berlibur.
“Tadinya ini hanya dikonsumsi oleh masyarakat sekitar dan dijual pun di internal desa saja tidak sampai keluar,” tambahnya.
Anshori mengatakan, dirinya bersama masyarakat ingin mengenalkan dan memasarkan kopi Tengger tersebut.
“Jadi dulu saat anak saya mendaki atau saat mondok itu mesti bawa kopi khas Gubukklakah itu, tapi tanpa kemasan. Dan untuk orang yang telah merasakannya, dia ingin mencobanya lagi dan membelinya. Sehingga anak saya yang masih di pesantren itu meminta untuk bagaimana kita membuat kopi sendiri dan dikemas dengan bagus serta kita pasarkan. Kebetulan teman-temannya sudah banyak yang pesan,” lanjutnya
Untuk saat ini, kata Anshori, proses pengemasan kopi Tengger khas Gubukklakah sudah memasukin tahap pengeringan.
“Insyaallah Minggu depan kita akan launching dan saat ini masih kita siapkan, di antaranya saat ini masih tahap pengeringan kemungkinan hari Jumat masuk tahap pembuatan bubuk kopi. Sementara kita masih menggunakan satu varian rasa,”paparnya.
Untuk mendukung promosi kopi tersebut, Anshor bersama tim sedang menyiapkan media sosial. Anshori mematok harga kopi Tengger Rp15.000 per ons.
“Untuk pemesanan kita sedang siapkan untuk media sosialnya ada di Instagram dan halaman Facebook, sehingga dapat memesan dengan cara online dan kita juga akan memasarkan di tempat-tempat wisata,” ucapnya
Anshori menambahkan, pengembangan kopi Tengger ini dipilih untuk menambah penghasilan masyarakat Gubukklakah.
“Untuk saat ini mungkin saya tidak bisa menetapkan hal ini adalah antara antisipasi dan solusi, akan jika ini menjadi solusi untuk menjawab tentang keterpurukan ekonomi masyarakat dan ke depan, setelah pandemi ini bisa menjadi kreasi. Jadi baru kali ini, makanya saya tulis ini sebagai tonggak kebangkitan kopi Tengger,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi