DUNIA pendidikan menjadi obyek bullying yang terjadi di luar sekolah, hal ini menjadi perhatian karena pada umumnya siswa yang membulying mengenakan seragam sekolah.
Dengan demikian seolah-olah bullying terjadi pada usia sekolah dan ini kerap dilakukan oleh siswi/siswi SMP dan SMA. Dapat disadari bahwa usia 13-17 tahun merupakan masa perkembangan remaja yang mencari jati diri.
Pengaruh ini dilatarbelakangi oleh berbagai faktor,terutama pergaulan, komunitas, dan perasaan.
Definisi bullying menurut PKA (Peduli Karakter Anak) adalah Penggunaan agresi dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental.
Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, emosional dan juga seksual.
Berikut ini adalah contoh tindakan yang termasuk kategory bullying; pelaku baik individual maupun grup secara sengaja menyakiti atau mengancam korban dengan cara menyisihkan seseorang dari pergaulan, menyebarkan gossip, membuat julukan yang bersifat ejekan.
Mengerjai seseorang untuk mempermalukannya, mengintimidasi atau mengancam korban, melukai secara fisik, melakukan pemalakan atau pengerampasan hal ini dapat terjadi hampir disekolah, perbuatan negative yang dilakukan terkadang diapresiasi oleh kelompoknya.
Menurut Olweus (1994: 9), mendefinisikan bullying merupakan tindakan negatif yang dilakukan seseorang atau lebih, yang dilakukan berulang-ulang dan terjadi dari waktu ke waktu.
Hal ini diperkuat oleh Coloroso (2003: 44), bahwa bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui ancaman agresi dan menimbulkan teror.
Termasuk juga tindakan yang direncakan maupun yang spontan, bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, di hadapan seseorang atau di belakang seseorang, mudah untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik persahabatan, dilakukan oleh seorang anak atau kelompok anak.
Bullying itu sendiri dapat menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya (korban disebut bully boy atau bully girl) berupa stress (yang muncul dalam bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya misalnya susah makan, sakit fisik, ketakutan, rendah diri, depresi, cemas, dan lainnya).
Jadi, kesimpulannya bullying merupakan suatu tindakan penindasan baik berupa tindakan fisik, verbal maupun psikis yang dapat menimbulkan tekanan jiwa bagi korban penindasan.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kurang adanya perhatian dari lingkungan sekitar.
Dari pengamatan beberapa kasus bullying yang pernah terjadi, maka beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam kasus bullying antara lain dari segi pelaku dan korban karakteristik pelaku bullying.
Berikut merupakan beberapa karakteristik pelaku bullying yang sering ditemui di lingkungan anak-anak;
Pertama, Anak bersikap agresif, terutama pada mereka yang lebih muda usianya, atau lebih kecil atau mereka yang tidak berdaya (binatang, tanaman, mainan).
Kedua, Anak tidak menampilkan emosi negatifnya pada orang yang lebih tua/ lebih besar badannya/ lebih berkuasa, namun terlihat anak sebenarnya memiliki perasaan tidak senang.
Ketiga, sesekali anak bersikap agresif yang berbeda ketika bersama anda.
Keempat, nelakukan tindakan agresif yang berbeda ketika tidak bersama anda (diketahui dari laporan guru, pengasuh, atau teman-teman).
Dari penjabaran tersebut, kita dapat ambil kesimpulan karakteristik pelaku bullying tersebut kebanyakan dari anak anak yang mempunyai sifat agresif dalam bertindak.
Karakteristik korban dapat diketahui berdasarkan yang tampak dalam kepribadiannya. Anak yang menjadi korban bullying menjadi sulit berteman, pemalu, tidak nyaman.
Sehingga untuk membuat ia kembali mampu menjalani kegiatannya sehari-hari seperti biasa, ia harus dibekali dengan “tools” yang membuat ia yakin bahwa ia akan mendapatkan pertolongan.
Solusi yang dapat dilakukan adalah, Pertama, memberikan pencerahan melalui kajian keagamaan dengan menghadirkan ayat-ayat tentang larangan bullying dan manfat kasih sayang.
Kedua, melakukan forum diskusi tentang negatif perilaku bullying bagi orang lain dan ketiga, melakukan kegiatan sosial yang bermanfaat bagi orang lain.
Oleh Pengurus PGRI Cabang Serpong yang juga Dosen di Universitas Pamulang, Budi Mulia