KedaiPena.Com – Sidang Komite Warisan Dunia ke-41 telah mengeluarkan suara bulat untuk mempertahankan Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya karena hutan hujan yang penting bagi dunia ini masih terus menghadapi berbagai ancaman.
Panut Hadisiswoyo, pendiri dan direktur Orangutan Information Centre, yang menjadi juru bicara masyarakat sipil pada pertemuan Komite Waisan Dunia menyampaikan tindakan Komite Warisan Dunia telah mengambil tindakan tegas untuk mengatasi ancaman yang saat ini dihadapi hutan hujan warisan dunia di Sumatra.
“Kami sangat menghargai sikap komite untuk mempertahankan situs warisan dunia Hutan Hujan Sumatra (THRS) pada Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya, karena kehancuran akibat kegiatan ilegal masih berlanjut hingga hari ini,†kata dia dalam keterangan pers yang diterima KedaiPena.Com ditulis Senin (10/7).
“Kami menyambut baik pernyataan Pemerintah Indonesia untuk menghapuskan rencana pengembangan proyek panas bumi di wilayah Situs Warisan Dunia dan siap bekerja sama untuk melindungi hutan hujan warisan dunia dengan pembangunan alternatif agar Ekosistem Leuser yang luar biasa ini tetap terjaga sambil mengamankan keutuhan Situs Warisan Dunia Hutan Hujan Tropis Sumatra,†tegas dia.
Hutan Hujan Tropis Sumatra diajukan oleh Pemerintah Indonesia sebagai Situs Warisan Dunia, dan ditetapkan pada tahun 2004. TRHS berikut hutan hujan dataran rendah dan lahan gambut di sekitar Ekosistem Leuser adalah satu-satunya tempat di Bumi dimana orangutan, badak, harimau dan gajah Sumatra hidup bersama di alam liar dan merupakan sumber air dan mata pencaharian yang penting bagi jutaan orang.
Pada tahun 2011, kawasan tersebut termasuk dalam daftar ‘Warisan Dunia dalam Bahaya’ dikarenakan aktivitas pembalakan liar, perburuan, perluasan kelapa sawit dan fragmentasi hutan hujan utuh untuk jalan baru. Sejak saat itu, ancaman lainnya muncul termasuk rencana tata ruang Aceh yang cacat, rencana tiga bendungan pembangkit listrik tenaga air dan Proyek Panas Bumi Kappi yang berpotensi menghancurkan jantung Hutan Tropis Situs Warisan Dunia.
Panut Hadisiswoyo mengatakan, sejalan dengan Pemerintah Indonesia, dirinya berkomitmen untuk menjadikan warisan dunia ini keluar dari daftar ‘Bahaya’ tapi tidak hingga semua ancaman yang dihadapi dapat ditangani.
“Kami menghargai langkah baik Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia beserta Gubernur Provinsi Aceh Irwandi Yusuf yang telah membuat pernyataan tegas untuk mengabaikan proposal panas bumi di jantung Leuser, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengembalikan kerusakan yang telah terjadi, dan menghalangi upaya pembangunan jalan atau bendungan baru yang diusulkan untuk dibangun di kawasan Ekosistem Leuser,” sambungnya.
“Kami siap bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk menjaga warisan dunia ini. Penegakan hukum yang tepat diperlukan untuk mengatasi tingginya tingkat penebangan ilegal, perburuan, perambahan liar dan pembukaan jalan baru,†sambungnya.
Pada kesempatan yang sama Panut Hadisiswoyo juga menyampaikan kepada 21 anggota Komite Warisan Dunia, dukungan petisi dari 14.000 warga dunia yang peduli dan ikut ambil bagian dalam gerakan “Love The Leuser†untuk menetapkan Warisan Dunia Hutan Hujan Tropis Sumatra ke pada Daftar Situs Warisan Dunia dalam Bahaya – hingga ancaman terhadap kawasan ini bisa ditanggulangi dan masa depan kelestariannya bisa terjamin selama-lamanya.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas