KedaiPena.Com – Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan dana & kewenangan super besar hasilnya memble. Hal ini karena tidak fokus & banyak kontradiksi.
Padahal dalam program pemulihan perekonomian dampak Covid-19, pemerintahan Presiden Joko Widodo meluncurkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan alokasi Rp 553,09 triliun.
Demikian disampaikan Menko Perekonomian era pemerintahan Gus Dur di akun twitternya, @ramlirizal, belum lama ini.
“Beri stimulus, tapi kredit negatif & daya beli diplojotin: BPJS naik, pajakin token & pulsa. Tidak ada Dirigen ekonomi,” ujar ekonom senior Rizal Ramli.
Rizal Ramli juga menyoroti soal kepemimpinan yang semakin menjurus otoriter.
“Semakin otoriter, tapi prestasi ekonomi memble, yang ada KKN makin menjadi-jadi. Indonesia salah meniru Cina, atau semakin panik,” ujar Rizal Ramli.
Menurut riset terbaru Danareksa Research Institute yang berjudul ‘GDP Outlook 4th Quarter of 2020: Sluggish Recovery’, Rabu (3/2/2021), program PEN dianggap tidak berpengaruh signifikan terhadap perekonomian.
“Pemulihan ekonomi berlanjut secara lebih lambat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Realisasi program PEN khususnya program perlindungan sosial, tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga,” tulis laporan tersebut.
Laporan: Sulistyawan