Artikel ini ditulis oleh Musni Umar, Mantan Rektor Universitas Ibnu Chaldun.
Berbagai hasil survei telah merilis tingkat kepuasan publik terhadap presiden Jokowi hingga mencapai 80%.
Ada seorang pimpinan lembaga survei sampai mengatakan akibat tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi, menjadikan dia king maker. Pemenang pemilu presiden 2024 akan ditentukan oleh Jokowi.
Banyak yang tidak percaya berbagai hasil survei tersebut karena realitas sosial menunjukkan sangat besar jumlah orang miskin di Indonesia.
Dengan garis kemiskinan yang rendah, hanya sebesar Rp.535 547 /perkepala/perbulan, menurut BPS jumlah orang miskin di Indonesia per September 2022 sebanyak 26,36 juta orang.
Bahkan kalau merujuk rekomendasi Bank Dunia, garis kemiskinan Indonesia sejatinya dinaikkan menjadi 3,2 Dolar Amerika Serikat.
Jika dikalikan dengan kurs 1 dolar Amerika Serikat dengan rupiah pada tgl 18/8/2023 sebesar 15.321, maka garis kemiskinan perkepala perhari sebesar Rp 48.027 atau sebesar Rp 1.470.810 perbulan jika dikalikan dengan 30 hari.
Jika merujuk rekomendasi dari Bank Dunia, maka jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 110 juta orang (40%) dari penduduk Indonesia.
Kalau memotret satu masalah saja yaitu kondisi kemiskinan di Indonesia yang sangat besar jumlahnya, masuk akal kalau banyak yang tidak percaya berbagai hasil survei yang dilakukan lembaga-lembaga survei yang merilis tingginya tingkat kepuasan publik terhadap presiden Jokowi.
Mengapa Tinggi Tingkat Kepuasan?
Orang-orang miskin yang sangat besar jumlahnya, wajar puas kepada presiden Jokowi jika diberi Bantuan Langsung Tunai (BLT), diberi bantuan sembilan bahan pokok (sembako) atau yang populer bantuan sosial (bansos) terutama beras, minyak goreng, diberi bantuan permodalan serta Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH.
Jumlah bantuan sosial pemerintah kepada orang-orang miskin hingga Oktober 2022, sangat besar dan fantastik.
Pemerintah telah merealisasikan bantuan sosial dalam bentuk anggaran perlindungan sosial (perlinsos) 2022 yang mencapai Rp333,8 triliun.
Nilai bantuan yang disalurkan pemerintah ke penerima yang berhak mulai dari Rp 200.000 hingga Rp3,5 juta per kepala keluarga/orang (databoks, 06/12/2022 13:30 WIB).
Mereka yang mendapat bantuan sosial, kalau diwawancara oleh para tim survei dari lembaga survei pasti menjawab puas terhadap presiden Jokowi. Namanya juga “dapat rezeki nomplok” pasti puas. Walaupun jumlahnya kecil, tetapi wong cilik nilai sebagai gaji dari Pak Jokowi.
Akan tetapi, nasib orang miskin tidak akan pernah berubah, akan terus menjadi miskin sepanjang hidup dan juga keluarga mereka karena pemerintah tidak mewujudkan Pembukaan UUD 1945 yaitu “memajukan kesejahteraan umum,” sejatinya pemerintah mengamalkan pepatah kuno “Beri kail jangan ikannya.”
[***]