KedaiPena.Com – Wisata olahraga dirgantara seperti paralayang di Indonesia semakin berkembang setiap tahunnya. Sebenarnya, bagaimana cara membangun usaha di sektor wisata olahraga paralayang ini.
Pelopor kegiatan Wisata Olahraga Paralayang di Indonesia Gendon Subandono mengungkapkan, bahwa untuk membuka tempat wisata olahraga dirgantara seperti paralayang harus dimulai dengan memiliki akses jalan yang tepat.
“Akses jalan salah satu faktor untuk keberlangsung wisata tersebut, seperti wisata paralayang yang ada di daerah puncak Bogor, dan wisata ini memerlukan lahan yang luas dan bersih agar dapat menarik pariwisatawan,” ujar Gendon dalam sebuah diskusi virtual dengan tema Keamanan dan Keselamatan pada Wisata Dirga yang diselenggarakan oleh Kopi Setara, ditulis Rabu,(20/5/2020).
Gendon menjelaskan, untuk tempat take off tidak mesti terlalu luas namun hal yang penting adalah bersih atau tidak ada pepohonan agar dapat melakukan penerbangan dengan baik.
“Untuk tempat mendarat itu harus lahan yang luas atau seperti lapangan, tentu tidak ada pepohonan,” ucap Gendong saat menjawab pertanyaan dari salah seorang peserta diskusi.
Sedangkan untuk tempat wisata dirgantara, Ketua Umun APTIPI ini menjelaskan, diperlukannya Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Hal ini termasuk untuk membuka badan usaha wisata olahraga dirgantara.
“KBLI-nya belum ada, tapi kalau tidak salah di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Indonesia Kreatif (Kemenparekraf) sudah ada,” kata Gedon.
Meski demikian, lanjut Gendon, dalam pengembangannya, termasuk untuk melakukan promosi, olahraga dirgantara cukup berat.
Hal itu, kata Gendon, banyak masyarakat masih menganggap olahraga dirgantara atau paralayang ini berbahaya dan mahal.
“Olahraga dirgantara atau paralayang itu dilakukan oleh orang-orang yang memiliki lisensi dan sangat memerhatikan peratalan serta keamanan. Tentu jangan anggap olahraga itu mahal, coba kita bandingkan dengan kebutuhan dan peralatan yang digunakan,” tutupnya.
Laporan: Muhammad Lutfi